Selasa, 13 April 2010

Warga Malra dan Kota Tual Terancam Kelaparan, Stok Beras Langka di Pasaran


Langgur, VP – Warga Masyarakat Maluku Tenggara dan Kota Tual terancam kelaparan, pasalnya sejak senin kemarin ( 12/4 ) stok beras, sebagai kebutuhan pokok masyarakat sehari – hari habis alias kosong di pasaran.
Hasil pantauan Vox Populi di pasaran Langgur, dan pasar Masrum Tual, warga masyarakat setempat bolak – balik dengan dengan kendaraan roda dua dan empat menyusuri semua toko dan kios yang ada di pasar untuk mencari beras, namun hasil nihil.
Salah satu ibu rumah tangga, Ny. Juli kepada Vox Populi mengaku, dirinya sejak selasa pagi ( 13/4 ) kemarin hingga sore hari dengan mengendarai kendaraan roda dua melintas pasar Langgur sampai Masrum, bahkan menyusuri semua kios dan toko yang ada di Maluku tenggara dan kota tual untuk membeli beras, namun tidak mendapat hasil apa – apa. “ saya sejak pagi hingga sore hari cari beras keliling pasar Langgur sampai tual, tapi tidak dapat beras satu butir “ ungkapnya.
Kata dia, untuk beberapah hari kedepan, makanan alternative seperti makanan khas kepulauan Kei, yakni embal dan sagu akan dikonsumsi sementara waktu, sebab seharian mencari beras keliling Malra dan Kota Tual tidak mendapat hasil. “ untuk sementara saya harus beli embal gepe yang dijual di pasar seharga Rp 50.000 untuk bertahan makan sehari – hari “ ujarnya.
Ibu Juli berharap, Pemkab Malra dan Kota Tual segera mengambil langkah antisipasi dalam mengatasi kekosongan beras di pasaran, sebab hal ini kalau terus dibiarkan, maka masyarakat akan terancam kelaparan. “ Disperindag harus ambil langkah lakukan operasi pasar, sebab ditengah kekosongan beras itu, oknum pengusaha tertentu sengaja lalukan penimbunan beras, yang nantinya dijual kepada masyarakat dengan harga tinggi “ pintahnya.

Warga Ur Pulau Terancam Kelaparan

Sementara itu dari Desa Ur Pulau, kecamatan Kei Kecil Barat, dilaporkan, kalau warga setempat terancam kelaparan, pasalnya hasil tanaman embal mereka pada musim ini mati akibat kemarau panjang. “ warga Ur Pulau saat ini kelaparan, lahan kebun yang ditanami embal mati,karena musim panas “ ungkap Ny. Edet, salah satu warga Ur Pulau kepada Vox Populi, selasa ( 13/4 ).
Kata ibu ini, untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari – hari, warga setempat harus membeli sagu yang dibeli dengan harga Rp 50.000. “ setiap hari warga antre di pantai menunggu, warga Desa Matwaer yang datang menjual sagu tumang, namun siapa yang cepat dia yang dapat “ ungkapnya.
Dikatakan, saat ini warga Ur Pulau berbondong – bondong menuju ke Desa Debut dan pasar Langgur untuk membeli beras, namun mereka pulang dengan tangan kosong, sebab tidak ada beras di pasaran. “ kami biasa turun beli beras di pasar Debut, tapi sudah tidak ada stok, sekarang kami cari ke langgur dan Kota tual hasilnya juga nihil “ tandasnya.
Diungkapkan, warga Ur Pulau yang 98 % adalah nelayan, sudah tidak bisa berbuat apa – apa, apalagi budidaya rumput laut yang diproduksi tahun ini terserang hama penyakit, sehingga mereka pasra dengan keadaan tersebut.
Sementara itu untuk mendapatkan beras saat ini dipasaran, warga bisa dapat membeli antara satu sampai dua kilo, itupun harga perkilo sudah melambung tinggi yakni Rp 15.000 / kg.
Sampai saat ini, belum jelas sikap yang diambil Pemkab Malra dan Kota Tual dalam mengatasi kelangkaan beras tersebut. ( team vp )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar