Selasa, 06 April 2010

LSM Doctor SHARE Temukan 77 Kasus Gizi Buruk Di Pulau Kei Besar


Elat – VP  Lembaga Sawadaya Masyarakat ( LSM ) Doctor Share (Sharing accessible health and care) yang bekerja di Kabupaten Maluku Tenggara, sejak tanggal 28 Maret 2009, yang berpusat di Kei Besar sampai saat ini sudah menemukan dan merawat 77 kasus gizi buruk, gizi kurang sampai pada penanganan  kasus Marasmus. LSM yang mendirikan Panti Rawat Gizi, dan  baru saja memperingati  pesta atau perayaan satu tahun berdirinya  Panti Rawat Gizi di kei besar,pada minggu lalu (28/3) akan tetap bekerja, melayani masyarakat pulau kei besar di bidang kesehatan.  
Hal ini  di sampaikan oleh perawat Panti rawat gizi,Wiwin Rahayaan kepada vox populi kemarin. Menurut Wiwin dari jumlah 77 kasus tersebut,ada sejumlah bayi atau anak yang sudah sembuh total dan kembali ke rumah setelah dirawat di panti rawat gizi,namun ada juga yang belum sembuh baik itu gizi kurang,gizi buruk maupun Marasmus. “ jadi banyak bayi yang  pulang paksa,dimana   orang tuanya antar pulang,terutama bapa – bapa,tidak tau mereka datang di panti gizi,dan marah – marah istrinya ( ibu bayi-red) dan suruh pulang,mungkin karena faktor ekonomi,jadi bapak ke kebun tidak ada orang untuk menjaga anak – anak,jadi suruh pulang,atau mungkin juga karena faktor malu karena bayi mereka ( orang tua –red) menderita Gizi buruk. Yang pulang paksa ini juga membuat surat pernyataan sehingga panti tidak akan bertanggungjawab apabila terjadi sesuatu,sementara bayi yang pulang karena sudah sembuh,pihak panti Gizi akan melakukan kontrol setiap minggu untuk mengetahui secara pasti kondisi bayi tersebut”jelas Wiwin.”
Dikatakan saat ini Panti rawat Gizi  yang sementara menggunakan ruangan Rumah sakit Katlarat Elat – kei besar,sedang merawat lima bayi ( pasein –red) di antaranya tiga bayi menderita Gizi buruk dan dua bayi Marasmus.
Tiga bayi gizi buruk tersebut adalah :
1)      Aprilia Resok usia  2 bulan dari desa Lerohoilim di rawat sejak tgl 21 maret 2010,dengan berat badan bayi saat masuk panti rawat gizi 4,5 kg,tinggi badan,64,2 cm,hingga  berat badan sekarang ( 30/3) adalah 5,3 kg sehingga diagnosa bayi tersebut adalah Gizi kurang.
2)      Ponario A ,usia 2 bulan dari wakatran,tgl masuk panti Gizi tgl 11 maret 2010,dengan berat badan 6,6 kg,tinggi badan73,1 cm,hingga berat badn sekarang setelah di rawat (30/3) 8 kg,sehingga hasil diagnosa sekarang adalah gizi baik.
3)      Uno F Baranyanan usia 2,3 bulan dari wakol, di rawat sejak  17 maret ,dengan berat badan 5,2 kg,tinggi badan 68,3 cm,namun berat badan sekarang ( 30 /3 ) menurun 5,7 kg,sehingga hasil diagnosa adalah masih tetap Gizi buruk .
Sedangkan  2 bayi yang menderita Marasmus adalah :
1)      Tira Yanyaan berusia 42 bulan dari Ohoilim,masuk panti Gizi tgl 24 maret,berat badan saat di rawat 6,8 kg dengan tinggi badan  79 cm, namun berat badan sekarang ( 30/3 ) masih tetap 6,8 kg, maka Diagnosa sekarang ( 30/3) masih tetap Marasmus.
2)      Yesaya Elwuar usia 23 bulan dari desa Hoor, masuk pada tgl 26 maret,dengan berat badan 4,7 kg,sementara berat badang sekarang 4,8 kg sehingga hasil diagnosa sekarang masih tetap marasmus.
Wiwin menambahkan  para pasein bayi ini,selain rujukan dari puskesmas rawat nginap,seperti Di Elat,ada juga  rujukan dari Posyandu, maupun dari kepala desa dan dusun yang ada di tiga kecamatan di pulau kei besar.” Bayi – bayi Gizi kurang,gizi buruk dan marasmus  berasal  dari desa/dusun diantaranya Hor,Ad,Waur,wakol,Bombay,Ngurdu,Waurtahait,Yamtel,Ohoiel,Rahareng,Udar,Lerohoilim,werka “ ungkapnya.
Panti Rawat Gizi ( PRG ) atau Therapeutic Feeding Centre ( TFC ) adalah sebuah tempat perawatan anak – anak dengan status gizi buruk dan gizi kurang dengan penyakit Penyerta.  PRG atau TFC ini memilikki Visi : Menyelamatkan nyawa dan meringankan penderitaan orang yang terjebak,dalam krisis,sehingg mereka bisa  memulihkan kemampuan untuk membangun  kembali kehidupan masyarakat. Sementara misi yang diemban adalah : penyediaan perawatan medis  dan akses pelayanan kesehatan untuk orang  yang terjebak  dalam krisis seperti orang – orang yang tidak memiliki akses layanan kesehatan,orang – orang yang menghadapi diskriminasi atau kelalaian dari sisitim kesehatan lokal,kelompok marginal, dalam  masyarakat, mereka yang terjebak dalam bencana alam epidemi,dan kekuarangan Gizi..
Sementara Nilai yang di capai  oleh yayasan  Dokter Peduli ini adalah Integritas,saling berbagi,cinta kasih,saling mempercayai,dan hormat. Kekuatan tim berada pada rasa tanggunjawab yang tinggi,kemampuan beradaptasi dan Sifat Inklusif.
Pelayanan para pasein  Gizi kurang,Gizi Buruk dan Marasmus di Panti Rawat Gizi kei besar Malra  tidak di pungut biaya,semuanya digratiskan (Berita Koran Vox Populi, Maluku Tenggara Edisi 150, Selasa 6 April 2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar