Tual, VP – Kasus pemerkosaan yang
menimpa salah satu siswi SD Kelas I Al – Hilal 2 Tual berinsial IS ( 7 ) yang
sempat menghebohkan warga perkampungan Kiom Bawah Kota Tual, sabtu pekan
kemarin, membuat warga Tual harus angkat bicara dalam menyikapi perbuatan
pelaku yang tidak bermoral dan berprikemanusian tersebut.
Salah satu Tokoh Masyarakat Kota Tual,
Junaidi Tamher kepada Vox Populi,
minta agar aparat hukum memberikan hukuman yang seberat - beratnya bagi pelaku
pemerkosaan anak dibawah umur itu, karena perbuatan pelaku selain merusak masa
depan anak, juga bertentangan dengan adat – istiadat yang ada di bumi larvul
ngabal. “ saya minta aparat hukum menjatuhkan hukuman yang berat kepada pelaku,
bila perlu dihukum mati “ pintah Tamher.
Kata Ketua Gapensi Malra, perbuatan
pelaku yang memperkosa anak perempuan berumur tujuh tahun, sangat tidak
bermoral, tidak berprikemanusian dan mencoreng hukum adat kei yang menjunjung
tinggi harkat dan martabat kaum perempuan. “ pelaku pemerkosaan harus dihukum
seberat – beratnya “ tandas Tamher.
Untuk diketahui, korban pemerkosaan IS,
saat ini masih terbaring dan menderita kesakitan di Rumah Sakit Karel
Sadsuitubun Langgur. Sesuai hasil visum dokter, korban mengalami luka robek 30
jahitan, semua badanya lemas dan sakit, akibat dari perbuatan bejat sang
pelaku.
Seperti diberitakan Vox Populi
sebelumnya, Pihak Kepolisian Polres Malra, senin siang (10/5 ) akhirnya
membekuk, HL, pelaku pemerkosaan siswi SD Kelas I Al – Hilal Tual, berinsial IS
( 7 ) di perkampungan Kiom Bawah Kota Tual. HL, ditangkap polisi dikediamanya
Kiom Bawah, atas kasus pemerkosaan anak dibawah umur yang terjadi Sabtu
malam ( 9/5 ) sekitar jam 03.00 WIT.
Penangkapan pelaku pemerkosaan, disaat
Puluhan Siswa – Siswi, Dewan Guru beserta orang tua murid SD Al – Hilal 2 Tual,
senin siang ( 10/5 ) menggelar aksi demonstrasi di Mapolres Malra. Aksi yang
dilakukan, dengan membawah spanduk dan poster itu, menuntut Kapolres Malra
beserta jajaranya agar segera menangkap pelaku pemerkosaan HL, karena perbuatan
bejat sang pelaku sangat tidak manusiawi, tidak bermoral dan menghancurkan masa
depan anak berumur tujuh tahun tersebut.
Para siswa – siswi, dalam aksinya juga
didampingi Komnas HAM Perempuan dan anak Kota Tual, Reka Renhoran. Mereka mengancam polisi, apabilah pelaku
tidak segera ditahan, maka orang tua pelaku akan disandera mereka sebagai
jaminan.
Para pendemo akhirnya diterima Kapolres
Malra , AKBP Saiful Rahman, S.Ik diareal pelataran Mapolres.
Ustad Upang Kastela, selaku perwakilan
orang tua korban sangat menyangkan sikap polisi yang belum mengambil sikap
tegas dalam melihat persoalan ini. “ mewakili masyarakat seram, gorom, kami
tidak punya siapa – siapa di daerah ini, masalah ini kami serahkan sepenuhnya
kepada Allah SWT, kondisi korban saat ini sedang dirawat di RSU Tual, semua
badanya sakit, tidak bisa makan, luka dalam yang diderita 30 jahitan “ tutur
Ustad Upang dengan linangan air mata.
Kastela juga mengingatkan pihak orang
tua agar berhati – hati dengan anak perempuan mereka, jangan sampai kasus
seperti ini terulang kembali. “ para orang tua tolong jaga anak perempuan,
termasuk bapak Kapolres, hati – hati anak perempuan bapak jangan sampai dilanda musiba yang dialami anak kami
“ imbuhnya.
Ketua Remaja Masjid, Kiom Bawah, Rudy
Bugis pada kesempatan itu mengingatkan polisi agar serius menangani kasus pemerkosaan
tersebut, sebab di kepulauan Kei, masyarakat rela mati hanya dua yakni saudara
perempuan dan tanah. “ Orang kei mati karena batas tanah dan saudara perempuan,
saya yakin sungguh kalau itu terjadi pada orang kei, bapak – bapak polisi yang
ada di Mapolres biar kumpul semua, kantor polisi akan hancur - hancuran “
tandas Bugis.
Disaat Kapolres menerima para pendemo,
pelaku HL dibekuk polisi dan langsung digelandang ke Mapolres, mendengar pelaku
pemerkosa ditangkap polisi, semua pendemo berlarian keluar, bahkan ada yang
sempat memukul pelaku pemerkosaan itu dengan helem motor.
Suasana ini kemudian berhasil
ditenangkan tokoh masyarakat Kiom Bawah, yang juga anggota DPRD Malra, Arobi
Bugis. “ bapak kapolres yang kami hormati, pelaku sudah ditangkap, olehnya itu
tidak bicara banyak, hanya sebagai masyarakat Kiom mengetahui persis pelaku,
karena sebelumnya pelaku HL bersama salah satu adiknya adalah pencuri ulung di
kompleks tersebut, mencuri uang dan leptop milik warga “ ungkapnya.
Bugis menceritakan, pelaku HL pada
malam kejadian, sempat keluar dengan alat tajam, hendak memarangi anak muda
Kiom, disaat itu ada petugas intel polisi dari Mapolres Malra.
Kapolres Malra, AKB Saiful Rahman, S.IK
kepada para siswa – siswi, dewan guru dan warga masyarakat Kiom Bawah Kota Tual
mengungkapkan terimakasi atas kedatangan para pendemo, sebab ini merupakan satu
control bagi tugas dan kinerja polisi. “kinerja polisi mau baik, tergantung
bapak – ibu, dan adik – adik sekalian “ ujarnya.
Kapolres menegaskan, terkait kasus pemerkosaan
tersebut, setelah dirinya mendapat laporan langsung membentuk team khusus untuk
melakukan penyelidikan, penelitian, pemanggilan saksi – saksi, termasuk
pengumpulan barang bukti, sesuai aturan hukum. “ tidak mungkin polisi cerita
kepada bapak – ibu tentang penyelidikan itu, yang tentunya tersangka belum
kelihatan atau ketahuan, sebab kalau kita ngomong ke salah satu ibu tentang
kegiatan penangkapan si A, maka diceritakan ke ibu yang lain, sehingg rahasia
polisi itu bocor “ ungkapnya.
Ditegaskan, gerak langkah polisi diatur
undang – undang, olehnya itu ketika polisi mengambil langkah atas orang yang
dicurigai, patut diduga melakukan pelanggaran atas satu tindak pidana dan itu
sudah dilakukan polisi. “ olehnya itu, mulai saat ini, saya butuh dukungan adik
– adik sekalian, bila perlu setelah ini ada yang tinggal bersedia jadi saksi,
langsung diperiksa, kunci kasus ini ada di saksi yang melihat, mendengar dan
mengalami, bukan mendengar cerita “ tutur Kapolres.
Kapolres Malra juga minta agar kasus
ini dikawal dengan baik, ikuti perkembangan kasus tersebut. “ tolong ikuti
kasus ini dengan baik, jangankan anggota polisi, kalau ada yang ngga beres,
saya siap turun. Kuncinya satu, kalau memang benar ini diselesaikan, mari kita
bermain dengan hukum “ pintahnya.
Setelah mendengar arahan Kapolres, para
pendemo pulang dengan aman dan tertib diantar mobil polisi kembali ke tempat
tinggal masing – masing, sebelumnya masyarakat juga mengumpulkan koin peduli
korban IS, siswi SD Kelas I Al – Hilal Tual. ( team vp )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar