Jumat, 14 Mei 2010

Warga Tual Minta Pelaku Pemerkosaan Anak Dibawah Umur Dijatuhi Hukuman Berat


Tual, VP – Kasus pemerkosaan yang menimpa salah satu siswi SD Kelas I Al – Hilal 2 Tual berinsial IS ( 7 ) yang sempat menghebohkan warga perkampungan Kiom Bawah Kota Tual, sabtu pekan kemarin, membuat warga Tual harus angkat bicara dalam menyikapi perbuatan pelaku yang tidak bermoral dan berprikemanusian tersebut.
Salah satu Tokoh Masyarakat Kota Tual, Junaidi Tamher kepada Vox Populi, minta agar aparat hukum memberikan hukuman yang seberat - beratnya bagi pelaku pemerkosaan anak dibawah umur itu, karena perbuatan pelaku selain merusak masa depan anak, juga bertentangan dengan adat – istiadat yang ada di bumi larvul ngabal. “ saya minta aparat hukum menjatuhkan hukuman yang berat kepada pelaku, bila perlu dihukum mati “ pintah Tamher.
Kata Ketua Gapensi Malra, perbuatan pelaku yang memperkosa anak perempuan berumur tujuh tahun, sangat tidak bermoral, tidak berprikemanusian dan mencoreng hukum adat kei yang menjunjung tinggi harkat dan martabat kaum perempuan. “ pelaku pemerkosaan harus dihukum seberat – beratnya “ tandas Tamher.
Untuk diketahui, korban pemerkosaan IS, saat ini masih terbaring dan menderita kesakitan di Rumah Sakit Karel Sadsuitubun Langgur. Sesuai hasil visum dokter, korban mengalami luka robek 30 jahitan, semua badanya lemas dan sakit, akibat dari perbuatan bejat sang pelaku.
Seperti diberitakan Vox Populi sebelumnya, Pihak Kepolisian Polres Malra, senin siang (10/5 ) akhirnya membekuk, HL, pelaku pemerkosaan siswi SD Kelas I Al – Hilal Tual, berinsial IS ( 7 ) di perkampungan Kiom Bawah Kota Tual. HL, ditangkap polisi dikediamanya Kiom Bawah, atas kasus pemerkosaan anak dibawah umur yang terjadi Sabtu malam  ( 9/5 ) sekitar jam 03.00 WIT.
Penangkapan pelaku pemerkosaan, disaat Puluhan Siswa – Siswi, Dewan Guru beserta orang tua murid SD Al – Hilal 2 Tual, senin siang ( 10/5 ) menggelar aksi demonstrasi di Mapolres Malra. Aksi yang dilakukan, dengan membawah spanduk dan poster itu, menuntut Kapolres Malra beserta jajaranya agar segera menangkap pelaku pemerkosaan HL, karena perbuatan bejat sang pelaku sangat tidak manusiawi, tidak bermoral dan menghancurkan masa depan anak berumur tujuh tahun tersebut.
Para siswa – siswi, dalam aksinya juga didampingi Komnas HAM Perempuan dan anak Kota Tual, Reka Renhoran.  Mereka mengancam polisi, apabilah pelaku tidak segera ditahan, maka orang tua pelaku akan disandera mereka sebagai jaminan.
Para pendemo akhirnya diterima Kapolres Malra , AKBP Saiful Rahman, S.Ik diareal pelataran Mapolres.
Ustad Upang Kastela, selaku perwakilan orang tua korban sangat menyangkan sikap polisi yang belum mengambil sikap tegas dalam melihat persoalan ini. “ mewakili masyarakat seram, gorom, kami tidak punya siapa – siapa di daerah ini, masalah ini kami serahkan sepenuhnya kepada Allah SWT, kondisi korban saat ini sedang dirawat di RSU Tual, semua badanya sakit, tidak bisa makan, luka dalam yang diderita 30 jahitan “ tutur Ustad Upang dengan linangan air mata.
Kastela juga mengingatkan pihak orang tua agar berhati – hati dengan anak perempuan mereka, jangan sampai kasus seperti ini terulang kembali. “ para orang tua tolong jaga anak perempuan, termasuk bapak Kapolres, hati – hati anak perempuan bapak jangan  sampai dilanda musiba yang dialami anak kami “ imbuhnya.
Ketua Remaja Masjid, Kiom Bawah, Rudy Bugis pada kesempatan itu mengingatkan polisi agar serius menangani kasus pemerkosaan tersebut, sebab di kepulauan Kei, masyarakat rela mati hanya dua yakni saudara perempuan dan tanah. “ Orang kei mati karena batas tanah dan saudara perempuan, saya yakin sungguh kalau itu terjadi pada orang kei, bapak – bapak polisi yang ada di Mapolres biar kumpul semua, kantor polisi akan hancur - hancuran “ tandas Bugis.
Disaat Kapolres menerima para pendemo, pelaku HL dibekuk polisi dan langsung digelandang ke Mapolres, mendengar pelaku pemerkosa ditangkap polisi, semua pendemo berlarian keluar, bahkan ada yang sempat memukul pelaku pemerkosaan itu dengan helem motor.
Suasana ini kemudian berhasil ditenangkan tokoh masyarakat Kiom Bawah, yang juga anggota DPRD Malra, Arobi Bugis. “ bapak kapolres yang kami hormati, pelaku sudah ditangkap, olehnya itu tidak bicara banyak, hanya sebagai masyarakat Kiom mengetahui persis pelaku, karena sebelumnya pelaku HL bersama salah satu adiknya adalah pencuri ulung di kompleks tersebut, mencuri uang dan leptop milik warga “ ungkapnya.
Bugis menceritakan, pelaku HL pada malam kejadian, sempat keluar dengan alat tajam, hendak memarangi anak muda Kiom, disaat itu ada petugas intel polisi dari Mapolres Malra.
Kapolres Malra, AKB Saiful Rahman, S.IK kepada para siswa – siswi, dewan guru dan warga masyarakat Kiom Bawah Kota Tual mengungkapkan terimakasi atas kedatangan para pendemo, sebab ini merupakan satu control bagi tugas dan kinerja polisi. “kinerja polisi mau baik, tergantung bapak – ibu, dan adik – adik sekalian “ ujarnya.
Kapolres menegaskan, terkait kasus pemerkosaan tersebut, setelah dirinya mendapat laporan langsung membentuk team khusus untuk melakukan penyelidikan, penelitian, pemanggilan saksi – saksi, termasuk pengumpulan barang bukti, sesuai aturan hukum. “ tidak mungkin polisi cerita kepada bapak – ibu tentang penyelidikan itu, yang tentunya tersangka belum kelihatan atau ketahuan, sebab kalau kita ngomong ke salah satu ibu tentang kegiatan penangkapan si A, maka diceritakan ke ibu yang lain, sehingg rahasia polisi itu bocor “ ungkapnya.
Ditegaskan, gerak langkah polisi diatur undang – undang, olehnya itu ketika polisi mengambil langkah atas orang yang dicurigai, patut diduga melakukan pelanggaran atas satu tindak pidana dan itu sudah dilakukan polisi. “ olehnya itu, mulai saat ini, saya butuh dukungan adik – adik sekalian, bila perlu setelah ini ada yang tinggal bersedia jadi saksi, langsung diperiksa, kunci kasus ini ada di saksi yang melihat, mendengar dan mengalami, bukan mendengar cerita “ tutur Kapolres.
Kapolres Malra juga minta agar kasus ini dikawal dengan baik, ikuti perkembangan kasus tersebut. “ tolong ikuti kasus ini dengan baik, jangankan anggota polisi, kalau ada yang ngga beres, saya siap turun. Kuncinya satu, kalau memang benar ini diselesaikan, mari kita bermain dengan hukum “ pintahnya.
Setelah mendengar arahan Kapolres, para pendemo pulang dengan aman dan tertib diantar mobil polisi kembali ke tempat tinggal masing – masing, sebelumnya masyarakat juga mengumpulkan koin peduli korban IS, siswi SD Kelas I Al – Hilal Tual. ( team vp )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar