Kamis, 03 Juni 2010

Warga Taar - Wab Ikrar Damai Dengan Sumpah Adat

Tradisi adat budaya kei, sebagai bentuk kearifan budaya lokal dalam menyelesaikan setiap konflik atau persoalan dengan acara sumpah adat atau lebih dikenal dengan sebutan angkat siri pinang kepada leluhur, untuk tetap menjaga kerukunan hidup dan kebersamaan antar masyarakat. ( dok. koran vox populi ) 
 
Vox Populi – Tual , Bentrok antar warga Desa Taar dengan  warga kompleks Perindustrian Un,kecamatan Dulah selatan kota Tual Maluku  yang sudah berlangsung   tiga kali, sejak bulan February hingga mei 2010, dengan menggunakan alat  perang tradisional,berupa parang,busur dan anak panah sehingga mengakibatkan beberapa rumah warga dan kios  pada komleks Perindustrian un, mengalami rusak berat, akhirnya berakhir dengan ikrar perdamaian antar kedua pihak lewat upacara ritual adat kei. Bentrok kedua kelompok masyarakat yang menyita perhatian public, menelan korban luka,baik akibat terkena alat tajam,mupun diduga terkena tembakan  aparat kepolisian dan Brimob setempat sudah saatnya diakhiri.
Seperti dilaporkan sebelumnya, konflik antar kedua warga itu,sempat meluas ke Desa Wab, Kecamatan Kei Kecil Barat, kabupaten Malra. Keterlibatan warga Desa Wab dalam konflik tersebut,karena beberapa warga Desa Wab yang tinggal di kompleks perindustrian Un Kota Tual, juga menjadi korban konflik. Hal ini menyebabkan  warga tidak menerima baik pengrusakan rumah yang dilakukan warga desa Taar,sebab warga Wab menilai konflik tersebut dipicu  persoalan pribadi.
Untuk diketahui, hubungan kekerabatan antar warga Desa Wab –Taar, dalam tatanan adat budaya Kei adalah hubungan pela.

Issu Penyerangan
Pasca konflik yang terjadi, merebak berbagai issu menyesatkan kalau warga Desa Wab bakal melakukan upaya balas dendam,  dengan melakukan penyerangan kepada warga desa Taar Kota Tual.  Hasil pantauan Vox Populi, Issu yang sengaja dihembuskan oleh kelompok masyarakat yang tidak bertanggungjawab tersebut, sempat membuat warga desa Taar tidak tenang, mereka lalu mempersiapkan diri dengan berbagai alat perang tradisionalnya untuk menjaga keamanan desanya, bahkan  puluhan anggota Brimob dengan senjata lengkap ditempatkan di perempatan wearhir atau tepatnya di pos jaga polisi lalulintas,untuk mencegat  kedatangan warga desa Wab,seperti yang diisukan.
Issu kedatangan warga Desa Wab ternyata benar, namun kedatangan mereka bukan untuk berperang, namun berupaya menyelesaikan konflik yang terjadi dengan cara damai. Beberapah toko adat, masyarakat, agama dan pemuda,mendatangi kapolres Malra,guna membicarakan prosesi perdamaian. Alhasilnya, perdamaian antar kedua warga desa tersebut  baru berlangsung senin sore (31/5) jam 15.00 wit di Desa Taar.
Acara perdamaian kedua desa dilakukan secara ritual adat, dan yang bertindak sebagai mediator atau penengah penyelesaian damai tersebut adalah Desa Ohoira. Pantauan Koran ini, menjelang proses perdamaian  di desa Taar,yang sebelumnya  direncanakan pukul 15.00 wit, namun diundurkan hingga pukul 17.00 wit baru dilaksanakan.
Ikrar damai, antar kedua warga kampung yang mayoritas memeluk agama Kristen protestan berlangsung penuh hikmah disertai isak tangis serta linangan air mata. Suasana haru dan sedih meliputi prosesi perdamaian itu, bahkan aparat Kepolisian Polres Malra dan Brimob yang selama ini terkuras tenaga dan waktu dalam menjaga suasana keamanan di kedua desa ikut terlarut dalam kesedihan.
Deraian air mata warga Desa Taar semakin menjadi,  disaat ratusan warga Desa Wab  yang sejak siang berkumpul dikediaman bapak Nelson  Kadmaer, mantan anggota DPRD Malra, berjalan kaki menuju desa Taar. Setibanya didesa Taar, tepat dipertigaan memasuki Taar,ratusan warga desa Wab dijemput oleh ribuan warga desa Taar, baik itu kaum bapak, Ibu ,wanita, kaum pria,para remaja dan anak- anak. 
Dalam acara awal prosesi adat perdamaian itu, lima orang tokoh adat dari desa Taar,menggunakan pakaian adat ( busana kei –red ) berada di depan warganya dan menyampaikan  doa adat dengan menggunakan bahasa daerah kei. Inti doa adat itu yakni, warga desa Taar mengucapkan selamat datang dan menerima kedatangan warga desa Wab di Taar,Doa tersebut disampaikan  Benyamin Tarantein, Hermanus  Tarantein, Elly Talaut,dan Petrus Battianan.
Usai doa adat, dilanjutkan prosesi Siri pinang ( Bour yaf-red) yang diserahkan Kepala Desa Taar, Hermanus Tarantein kepada pejabat kepala Desa Wab, John Rahakratat. Dengan penjemputan itu, kemudian seluruh warga berjalan kaki menuju Aula Desa Taar ( gedung bekas gereja lama jemaat taar-red),guna melanjutkan proses adat perdamaian. Sebelum tiba di aula desa Taar ,warga desa Wab  di sambut oleh beberapa Ibu asal Desa wab yang sudah berpuluh- puluh tahun tinggal di desa Taar,karena perkawinan.
pertemuan keluarga antar kedua warga kampung, berlangsung dalam suasana kebersamaan dan kekeluargaan, penuh hikmad, mereka saling berpelukan, mecucurkan air mata, diiringi dengungan lagu Gandong, sebagai pertanda mereka orang sudara yang tetap mengedepankan semangat ain ni ain.
Ikatan persaudaraan itu, diikrarkan ketika warga kedua kampung memasuki balai pertemuan, duduk beralas tikar. pertemuan keluarga tersebut dipimpin langsung Toko adat Desa Ohoira, yakni pejabat kepala Desa Ohoira, Zakarias Renjaan, kemudian dilanjutkan dengan acara penyampaian isi hati  ( fangnannan –red) dari tokoh masyarakat, dan adat kedua desa.
Pada Pukul 17.45 wit,  seluruh masyarakat keluar dari Balai Pertemuan menuju  ke tempat penanaman mas adat, yang merupakan simbol perdamaian antar kedua desa. Prosesi penanaman mas adat berlangsung di depan rumah kepala Desa Taar, sebelum dilaksanakan Proses penanaman mas adat, masyarakat mengumpulkan uang gobang   pada sebuah Loyang yang telah disediakan,kemudian uang tersebut di masukan bersama dengan  mas adat kei pada sebuah Loyang yang berisi air,kemudian doa adat yang disampaikan oleh toko  adat Desa Wab, Yonadap Elmas, setelah itu air tersebut digunakan untuk dipercikan kepada masyarakat yang ada saat acara tersebut.
Sejumlah uang gobang dan mas adatpun dibuang berhamburan kepada masyarakat,selanjutnya sisa uang gobang dan mas ditanam langsung    kepala Desa Wab, John Rahakratat dan Kades Taar, H Tarantein,pada sebuah lubang yang telah disiapkan,disaksikan toko adat desa Ohoira, Tidorus Renyaan.
Proses acara adat perdamaian kedua desa ini di akhiri dengan Doa yang dibawakan ibu pendeta Gereja Protestan Maluku ( GPM ) Desa Wab Pendeta Bertalike Lakburlawal.
Dengan dilaksanakan Prosesi perdamaian yang digelar secara ritual adat itu, maka warga Desa Wab dan Taar telah bersepakat mengakhiri konflik dan menempuh perdamaian. Apabila terjadi konflik susulan, maka itu  adalah masalah pribadi,tidak lagi menjadi masalah bersama  kedua desa,sehingga  akan berhadapan dengan pihak kepolisian setempat.
Acara Perdamaian ini hanya di hadiri oleh camat kei kecil barat,Gerson Rumheng,SH.sementara itu acara yang sama juga akan di laksanakan di desa Wab rabu kemarin (2/6) .( Oce Leisubun, Koran Vox Populi Malra )

Keluarga Ohoitimur Sesali Kinerja Polsek Kei Kecil,Mantan Kades Debut Tidak Diproses, Hukum Rimbah Berlaku

Pagelaran atraksi budaya kei, lewat tarian cakalele, ketika menjemput setiap tamu atau undangan yang datang berkunjung di Kabupaten Maluku Tenggara. ( dok. koran vox populi )
 
Vox Populi – Langgur “sejak awal kami dari keluarga korban sudah tidak percaya penanganan kasus penganiayaan dan pengeroyokan almarhum Hans Ohoitimur, sebab sejak kasus itu mencuat, lalu almarhum dibawa kembali ketempat kediamanya di desa Ngilngof, tidak ada aparat Polsek Kei Keci yang hadir kecuali dari Polres Malra,jadi kita sudah ragukan itikad baik Polsek Kei Kecil dalam menyidik kasus ini ,”Sorot orang tua korban penganiayaan dan pengeroyokan Panggratius Ohoitimur kepada vox populi bertempat dihalaman Kantor Pengadilan Negeri Tual,Rabu (26/5) pekan lalu.
Ditegaskan,kalau kondisi ini terbawa terus dan tidak diselesaikan dengan baik oleh penyidik polsek kei - kecil, apalagi Mantan Kades Debut, Albertus Alo Yamlean dibiarkan kabur maka jalan pintas yang akan ditempuh adalah pemberlakuan Hukum Rimbah. ”dia (alo,red) bisa bunuh orang, kenapa kita tidak bisa bunuh dia, cuma kesempatan ini yang kita tunggu kalau aparat Kepolisian tidak cepat mengatasi persoalan ini, maka keluarga akan ambil jalan pintas, hukum rimba sebagai solusi akhir ”ancam Panggratius Ohoitimur.
Sebagai orang tua kandung dari korban penganiayaan dan pengeroyokan Hans Ohoitimur,merasa sangat heran karena Mantan Kades Debut Albertus Alo Yamlean yang diduga sebagai otak dari kasus tersebut dibiarkan bebas,sementara 10 orang terpidana yang hanya menjalankan perintahnya dihukum penjara.
“dia sebagai otak dalam kasus penganiayaan dan pengeroyokan tersebut, tetapi polisi biarkan dia bebas,sudah dari awal saya curiga kinerja Polsek Kei Kecil sana,”sinis Ohoitimur.
Dijelaskan sebagai orang tua kandung dari korban sudah beberapa kali mendatangi Polsek Kei Keci untuk mempertanyakan proses penanganan masalah ini,tetapi pihak Polsek Kecil beralasan bahwa satu perkara tidak bisa disidik dua kali. ”kalau polisi profesional dan menyelidiki secara sungguh-sungguh,jujur dan adil pasti mantan kades Debut tidak bisa lari tinggalkan kampung, karena semua orang ketahui bahwa dia adalah otak dari kasus tersebut ,kenapa dia bebas lalu 10 orang yang melakukan penganiayaan ini menjadi terdakwa dan dihukum,lalu kemana Polsek Kei Kecil punya rasa keadilan, kami keluarga korban punya rasa keadilan terkoyak-koyak, sekarang kami tunggu kesempatan saja, kalau memang aparat kepolisian tidak atur dengan baik-baik, maka kita sebagai keluarga akan ambil langka dan ini masalah kesempatan,soal bunuh membunuh semua orang bisa kenapa tidak ? ”sesalnya.
Menyoal tentang tindakan yang akan diambil pihaknya selaku keluarga korban terhadap kinerja Polsek Kei Kecil,kembali Panggratius Ohoitimur mengatakan,pihaknya belum mengambil tindakan apa-apa karena pada beberapa waktu lalu pihak keluarga Ohoitimur telah melakukan koordinasi dengan Kapolres Malra,Kejaksaan Negeri Tual dan Pengadilan Negeri Tual,dan Kapolres Saiful Rahman, S.Ik sudah menjanjikan akan melakukan koordinasi dengan Muspidah termasuk Pengadilan dan Kejaksaan terkait dengan permasalahan tersebut, jadi pihaknya masih menunggu hasil koordinasi. Kata dia, Kapolres juga megakui kalau sudah ada keputusan tetap dari Pengadilan Negeri Tual terhadap para pelaku penganiayaan itu, maka akan dilakukan proses hukum terhadap mantan Kades Debut Albertus Alo Yamlean.
“syukur kalau semua yang dijanjikan kapolres itu jalan, tetapi kalau tidak maka kita anggap tidak ada apa-apa dan keluarga akan mengambil tindakan sendiri,kita dari keluarga punya anggapan hukum ini hanya berlaku untuk sebagian orang sedangan sebagian orang tidak,”ujarnya penuh kepasraan.(jhon rahabav, Koran Vox Populi Malra) 

Judi Marak Di Malra Dan kota Tual, KNPI Minta Polisi Adil Berantas Judi

Ketua KNPI Kota Tual, Ruslany Rahayaan, SE



Vox Populi, Tual -  Akhir – akhir ini perjudian di  kabupatena Maluku Tenggara ( Malra ) dan Kota Tual semakin marak,sehingga di perlukan adanya tindakan tegas dari aparat kepolisian polres Malra untuk memberantas penyakit masyarakat itu. Perjudian di wilayah Malra dan kota Tual sudah mengakar diselurruh lapisan masyarakat,mulai dari  masyarakat kecil,pegawai negeri,guru,penguasa,hingga pejabat daerah,wakil rakyat,bahkan para penegak hukum.
Ketua KNPI Kota Tual,Ruslani Rahayaan,SE, kepada Vox Populi,mendesak polres Malra untuk  menindak dengan tegas para pelaku – pelaku judi,karena telah banyak meresahkan masyarakat Malra dan kota Tual.”jadi para pelaku judi harus ditangkap, polisi jangan biarkan mereka melaksanakan aksinya di tempat – tempat umum maupun tempat tertutup,seperti di tempat kost atau rumah tertentu yang selalu dipakai oleh para pelaku judi untuk bermain,karena saat ini saya lihat banyak pelaku judi yang semakin marak bermain  judi di tempat umum,tapi mereka tidak ditangkap polisi, kalaupun ditangkap,para oknum polisi selalu mencek berapa jumlah besar uang yang mereka ( para pelaku –red) bermain,kalau uangnya kecil, biasanya polisi tidak tangkap, disuruh berhenti,namun mereka berhenti bermain saat ditegur polisi saat itu, dan keesokan harinya mereka bermain judi lagi, jadi karena tidak ada ketegasan dari polisi maka penyakit judi tetap marak di kedua wilayah ini “ sesalnya.
Rahayaan mencontohkan,penangkapan aparat  kepolisian terhadap beberapa pelaku judi, pekan lalu yang melibatkan beberapa oknum PNS dan mantan anggota DPRD Malra,dimana pihaknya sangat merespon kinerja pihak kepolisian tersebut,namun disamping itu KNPI Kota Tual sangat kesal karena, sebab disaat hari penangkapan yang sama dan beberapa hari  setelah penangkapan beberapa pelaku – pelaku judi tersebut,masih saja  bermain judi di tempat – tempat umum seperti beberapa pangkalan ojek dan beberapa tempat lain  yang ada di kedua wilayah ini.
Rahayaan juga meminta kepada Pimpinan kedua daerah di wilayah hukum Larwul Ngabal, agar menindak dengan tegas para pegawai atau pejabat Malra dan kota Tual yang tertanggkap  melakukan perjudian dan mengevaluasi mereka. Dikatakan jika para pejabat ,oknum PNS atau guru itu dipertahankan ,maka sama saja dengan pemerintah melindungi orang – orang yang tidak bermoral  sehingga berdampak pada  kehancuran dikemudian hari.
Rahayaan juga minta agar Kapolres Malra menindak tegas dan memberikan sanksi kepada oknum – oknum yang tertangkap melakukan perjudian terutama para pejabat. ”kami ( KNPI ) desak agar kapolres Malra menindak tegas para pejabat yang tertangkap melakukan perjudian,jangan rakyat kecil ditindak,sementara pejabat tidak ditindak,begitu pula sebaliknya,sehingga jangan lagi ada diskriminasi hukum,” pintah Ruslani Rahayaan. ( Oce Leisubun, Koran Vox Populi Malra )


Pengurus KNPI Malra Dilantik, Bupati Himbau Kaum Muda Hindari Provokasi dan Adu Domba

Bupati Malra, Ir. Anderias Rentanubun



Vox Populi – Langgur “saya atas nama pemerintah daerah kabupaten maluku tenggara menghimbau kepada  seluru pemuda-pemudi didaerah ini marilah kita hindari provokasi,pembusukan,adu domba,iri hati apa lagi dendam,karena sebagai pemuda saya perlu sampaikan jika saudara-saudara menabur angin maka akan menuai badai,oleh karena itu sebagai pemuda harus berpikir secara positif,”demikian sambutan Bupati Malra Ir.Anderias Rentanubun yang dibacahkan Sekretaris Daerah Ir.P.beruatwarin pada acara pelantikan Pengurus KNPI Malra periode 2010-2013,yang berlangsung di Balroom Kimson Center,Senin (31/5) kemarin.
Kata Rentanubun, sebagai Pemuda dituntut supaya bukan hanya cerdas secara Intelektual tetapi harus cerdas emosional dan cerdas mental spriritual ,karena hal tersebut sangat dibutuhkan untuk membangun daerah ini kedepan. “ tentunya kegiatan pelantikan tersebut penting bagi KNPI Malra sebagai organisasi Pemuda yang memulai acara ini, sebab dalam tubuh KNPI sudah barang tentu ada semangat baru,komitmen baru dan program-program baru yang menggerakan organisasi ini kedepan, program yang dimaksudkan disini yakni program yang realistis,program yang dibuat dan digerakan oleh KNPI sendiri dan dilaksanakan KNPI ,program yang dibuat oleh KNPI bersama-sama dengan Pemkab Malra dan program yang dibuat oleh Pemkab Malra dan dilaksanakan oleh KNPI,”tandasnya
Menurut Bupati, KNPI sebenarnya telah menunjukan kepeloporannya, tidak hanya pada tataran konsep pemikiran tetapi juga pada tataran aksi. “ KNPI juga telah ikut memberikan kontribusi membangun jejaring didalam masyarakat yang dapat mengontrol berbagai kebijakan Pemerintah Daerah,selain itu KNPI juga secara cerdas telah mewujudkan dirinya sebagai organisasi kader yang semakin mampuh membina pemuda menjadi pemimpin-pemimpin didaerah Malra dan menjadi pewaris serta penerus nilai-nilai perjuangan serta kehidupan masyarakat,berbangsa dan bernegara “ ujarnya.
walaupun demikian, kata Bupati sebagai organisasi tidak hidup dalam isolasi,KNPI dan organisasi kemasyarakatan pemuda lainnya selalu akan dihadapkan dengan realita yang disebabkan oleh perubahan-perubahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dan bermasyarakat,realitas baru tersebut sebagai dampak dari munculnya persoalan-persoalan yang terus terjadi baik yang bersifat sosial politik,sosial ekonomi,sosial budaya.
Dikatakan, pengalaman telah memberikan pelajaran betapa pentingnya setiap perubahan disiasati secara cermat dan bijaksana, agar setiap organisasi kepemudaan benar-benar eksis sebagai perekat kesatuan dan persatuan  serta berperan sebagai bagian dari setiap solusi persoalan-persoalan kebangsaan dan kemasyarakatan. “ hal ini penting untuk kita cermati bersama sebab kini rasa untuk menumbuhkan perbedaan semakin gampang dilontarkan,sentimen dan solidaritas sempit terhadap kepentingan golongan semakin ditonjolkan,kondis tersebut menjadi penyebab kemungkinan-kemungkinan disharmoni yang sama-sama  tidak diingkan,semangat sumpah pemuda sebenarnya memberikan pelajaran yang sangat berarti bagi kita semua,pemuda dengan semangat kepeloporannya telah memproklamirkan tekad untuk bersatu dalam satu bahasa,satu bangsa dan satu tanah air jauh sebelum negara kesatuan republik indonesia terrwujud,sumpah tersebut dikumandangkan disaat NKRI masih merupakan sebuah cita-cita,ini merupakan sebuah pemikiran visioner dan komitmen kebangsaan yang patut diteladani “ himbaunya.
Ditegaskan, untuk menumbuhkan pemikiran visioner dan komitmen kebangsaan seperti itu maka dalam tubuh KNPI harus ada wacana bahkan komitmen perubahan, organisasi-organisasi yang hebat mempunyai ciri,hanya mereka yang secara fleksibel,adaptis dan produktif dapat bertahan dalam situasi yang cepat berubah,agar kemampuan tersebut dapat terwujud, organisasi harus dapat menemukan cara membangun komitmen dan kapasitas anggotanya, untuk terus belajar pada semua  tingakatan. Bahkan kata Bupati Rentanubun, organisasi tersebut adalah juga organisasi yang digerakan oleh sebuah visi, yang bertumbuh pada suatu kepemimpinan visioner,sementara dalam konteks komitmen kebangsaan KNPI harus mampuh terus-menerus membuka jejaring komunikasi dan dialog yang efektif dan intensif diantara seluruh organisasi kepemudaan maupun dengan komitmen  masyarakat lainnya.
Rentanubun mengakui, kalau potensi besar yang dimiliki oleh KNPI Malra, dituntut bersikap independen yang menjadi ciri organisasi KNPI serta komitmen terhadap perubahan-perubahan kepada kebaikan. “ KNPI bersama-sama dengan Pemkab Malra siap menghadapi setiap tantangan dan problem kebangsaan maupun tantangan dan problem lokal didaerah ini,yang harus digaris bawahi yakni setiap organisasi intelektual pemuda haruslah menjadi simbol perekat yang penting dan strategis bagi penguatan persatuan dan kesatuan bangsa dan masyarakat,perbedaan yang dimiliki sebagai bangsa dan masyarakat majemuk sesunggunya harus dihargai sebagai suatu karunia untuk saling melengkapi dan tidaklah disikapi sebagai suatu hal untuk dipertentangkan “ saranya
Bupati sangat mengharapkan, agar KNPI sebagai wadah berhimpun,wadah pemersatu,laboratorium pemuda atau kader bertanggungjawab untuk mencerdaskan pemahaman dan pendidikan politik rakyat,dengan kekuatan moralnya, organisasi intelektual seperti KNPI dan organisasi kepemudaan lainnya diharapkan dapat menjalankan fungsi sosial kontrol yang konstruktif. “ kabupaten maluku tenggara kedepannya membutuhkan sosok pemuda yang profesional, trampil, jujur, cerdas, sehat, berahlak, berbudi luhur dan yang santun dalam melayani masyarakat,”tegas Bupati.
Turut hadir dalam acara pelantikan pengurus KNPI Malra Periode 2010-2013 tersebut,Unsur Muspidah,Ketua DPD KNPI Provinsi Maluku Udel Latuconsina,para pimpinan SKPD pada lingkup Pemkab Malra,Ketua dan Sekretaris DPD KNPI Kota Tual Ruslani Rahayaan dan Taufik Hamud serta tamu dan undangan lainnya.(jhon rahabav, Koran Vox Populi Malra) 

DPD KNPI Malra Bertekad Sukseskan Empat Program Unggulan

Kontingen MTQ Kabupaten Maluku Tenggara berhasil mempertahankan tropy MTQ, setelah tiga kali berturut - turut menjuarai lomba MTQ tingkat propinsi Maluku di Kota Bula, Kabupaten SBT beberapah waktu lalu. tampak para Kafila MTQ Malra berpose bersama Wakil Bupati, Drs Yunus Serang dan Ketua DPRD Malra, Alex Welerubun, SH beserta unsur Muspida ( dok. Koran Vox Populi )
 
Vox Populi – Langgur,  Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Maluku Tenggara Periode 2010-2013 bertekad untuk mengusung dan mendorong serta mensukseskan program-program Pemkab Malra,dengan fokus konsentrasi pada  empat (4) program unggulan yang disesuaikan dengan kondisi dan karakteristis Kabupaten Malra,diantaranya sektor kebudayaan dan keparawisataan,sektor perikanan dan kelautan,sektor otonomi daerah dan sektor olahraga.
Demikian pidato politik, Ketua DPD KNPI Malra, Hasan Amin Difinubun.SH,pada acara Pelantikan Penggurus DPD KNPI Malra Periode 2010-2013 yang berlangsung di Balroom Kimson Center,Senin (31/5).
Menurut Difinubun, sektor Kebudayaan dan Keparawisataan menjadi sorotan KNPI Malra, karena kedepannya interaksi manusia antar negara tidak lagi dibatasi dengan sekat-sekat antara wilayah-wilayah yang berbedah,hal tersebut merupakan suatu tantangan terbesar yang harus disikapi KNPI sebagai wadah Kepemudaan. “ orang dari luar negeri akan dengan mudah berkomunikasi lewat internet dan media massa sehingga akan mempengharui aspek budaya di Malra, sedangkan sektor Perikanan dan Kelautan menjadi sorotan karena di Malra hampir sebagian besar wilayahnya terdiri dari laut, dengan demikian potensi yang perluh digarap dan dioptimalisasikan untuk kesejahteraan masyarakat yakni sektor Perikanan dan Kelautan,KNPI Malra akan tetap mendorong Pemkab Malra dalam mendatangkan Investor untuk berinvestasi di Malra dengan menciptakan iklim keamanan dan ketertiban masyarakat yang kondusif “ tegasnya.
Sementara pada sektor Otonomi Daerah, kata Ketua KNPI Malra perlu dilakukan penguatan kompetensi daerah,peningkatan pelayanan publik,mendorong terbentuknya propinsi maluku tenggara kepulauan. “ KNPI Malra sudah bertekad untuk menjadi lokomotif dan inisiator dalam pembentukan propinsi maluku tenggara raya dan dalam waktu dekat KNPI malra akan bentuk dan fasilitasi tim untuk mendukung perjuangan tersebut “ tandasnya. Ditegaskan, KNPI malra tetap sebagai garda terdepan dalam memperjuangkan propinsi maluku tenggara raya.
Kata Difinubun, peningkatan program KNPI Malra di bidang olahraga dalam rangka mempersiapkan kader-kader muda yang cerdas dan sehat untuk lebih fokus pada pembangunan masa depan,terkait sektor ini kabupaten malra memiliki Keseblasan faforit yakni Persemalra sehingga perlu ada konsentrasi penuh agar tim persemalra selalu eksis dan berkelanjutan di kanca sepak bola nasional.
Dikatakan,disisi lain KNPI sebagai organisasi berhimpun dan wadah independen KNPI tetap mengedepankan sifat kritisme,selalu memberikan masukan,mengawal kinerja pemerintah sehingga kedudukan KNPI sebagai organisasi independen yang bermitra dengan pemerintah, benar-benar menunjukan jati dirinya.
”apa yang saya sebutkan tadi merupakan sesuatu yang tidak mungkin terjadi atau mustahil terjadi apabilah tidak ada dukungan dari teman-teman pengurus KNPI,Pengurus Majelis Pemuda Indonesia,DPD KNPI Propinsi Maluku dan seluru jajaran yang ada di kabupaten malra,sehinga apa yang kami cita-citakan dan inginkan dapat berhasil dan sukses serta terlaksana dengan baik,sekali lagi saya minta dukungan dan dorongan moril maupun matril dari semua pihak agar KNPI malra sebagai wadah berhimpun yang menjadi laboratorium kader pemuda tetap eksis dan menunjukan program-program unggulannya,”pintah Difinubun.
Ketua KNPI Malra Hasan Amin Difinubun menandaskan,KNPI sebagai wadah berhimpun juga merupakan konsekuensi logis dari kemajemukan dan keanekaragaman masyarakat indonesia yang terdiri dari berbagai kultur,budaya,wilaya dan adat istiadat,oleh karena itu sebagai suatu relaitas keseharian yang perlu disyukuri sebagai suatu anugerah Tuhan yang tak ternilai harganya. Kata dia, relaitas tersebut menuntut KNPI untuk lebih profesional,kompetitif dan visioner untuk tetap menunjukan eksitensinya dalm mengabdi kepada masyarakat,bangsa dan daerah.
“oleh karena itu sengaja pada pelantikan malam ini KNPI Malra mengangkat thema Pengutan Kapasitas Kelembagaan Dalam Mempertegas Peran Dan Polah Kemitraan,Mewujudkan Masyarakat Maluku Tenggara yang Bermartabat,sehingga fokus yang saya sebutkan diatas merupakan pokok konsentarsi perjalanan DPD KNPI Malra periode 2010-2013,”imbuhnya.
Penguatan kapasitas kelembagaan,kata Ketua KNPI sebagai wadah berhimpun OKP atau pemuda, maka KNPI secara institusi perlu melakukan proses pembenahan dan konsolidasi yang intensif,untuk lebih siap dan matang dalam mengemban peran kemitraan KNPI,langka-langka konkrit yang akan diambil yakni pengutan personil dan individu yang ada didalam KNPI,hal tersebut dimaksud agar personil dan indivudu KNPI selalu siap intelek,bermoral dan siap sebagai pemimpin atau lebih sering dikenal sebagai proses regenerasi. “ penguatan kelembagaan perlu dilakukan dalam upayah menggerakan strukur kepengurusan agar lebih pro aktif dan fleksibel,pemberian kewenangan yang seluas-luasnya untuk merencanakan dan melaksanakan serta mengerakan setiap programnya masing-masing,mempertegas peran kemitraan secara konstitusional “ jelasnya.
kemitraan KNPI kata dia telah diamanatkan dalam undang-undang nomor 8 tahun 1985 tentang organisasi kemasyarakatan,kedudukan dan kemitraan tersebut perlu mengimplementasikan dan dilakoni secara profesional,kompoten dan berdaya saing.(jhon rahabav, Koran Vox Populi Malra)