Langgur,VP
Bupati kabupaten Maluku Tenggara,Ir Anderias Rentanubun, jumat (14/5)siang, di
dampingi Ketua Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM ), Pendeta John
Ruhulesin,STh meresmikan tugu 100 tahun injil ( gereja protestan –red) masuk di Woma Bal Vu Aha Ohoi Ohoira ( 1910 –
2010).Peresemian Tugu 100 tahun ini,ditandai dengan pemukulan Gong oleh Bupati
Malra,Ir A Rentanubun sebanyak tiga kali,selanjutnya Bupati Malra Ir A Rentanubun
dan ketua sinode GPM P.John Ruhulesin,STh menandatangani prasasti Pada tugu 100
Tahun yang berlokasi tepatnya di depan
Gedung serbaguna Ohoi Ohoira.
Bupati
Malra,Ir A.Rentanubun menjelaskan bahwa acara tersebut merupakan sebuah
peristiwa sejarah,peristiwa sukacita dan sebuah peristiwa iman yang telah
merubah seluruh perjalanan sejarah kehidupan masyarakat Ohoira secara mendasar
selama 100 tahun.Perubahan tersebut berlangsung karena yang terjadi adalah
peristiwa pemberitaan injil dan damai sejahtera yang berasal dari Tuhan Yang
Maha Esa,karena dimana peristiwa masyarakat Ohoira untuk pertamakalinya
menerima sakramen air baptisan sebagai pengakuan untuk menerima
karya penyelamatan Allah ditengah – tengah kehidupan mereka.” Untuk
memperingati 100 tahun injil masuk Ohoira,maka pertama – tama yang harus kita lakukan dengan penuh
ketulusan dan kesungguhan hati adalah bersujud dan menyembah sambil menunaikan
puji – pujian dan rasa syukur kepada TYME.kita lakukan ini karena selama 100
tahun damai sejahtera Allah itu senantiasa menyertai,memberkati dan memberikan pertumbuhan serta perubahan dalam kehidupan jemaat dan
masyarakat Ohoira,”ungkap Rentanubun.”
Bupati
juga meminta kepada jemaat Ohoira agar
dapat memaknai masuknya pemberitaan injil atau pemberitaan Agama 100 tahun yang lampau,sehingga para jemaat
dapat menemukan hakekatnya yaitu Tuhan
dibalik semua peristiwa tersebut,sehingga selesai acara 100 tahun ini,ada
sesuatu yang dapat dipahami oleh para
jemaat setempat,hayati dan amalkan
dalam kehidupan beragama dan
bermasyarakat.” Jadi peringatan 100 tahun ini juga tidak hanya sekedar membawa
kita pada sebuah perenungan sejarah masa lalu,tetapi seharusnya kebih
kepada moment untuk menggali dan mengambil nilai – nilai moral dan spiritual
dari dalamnya untuk mengisi kehidupan
saat ini dan menatap masa depan dengan segala tantangnnya “ ujarnya.
Kata
Bupati, peristiwa ini tidak boleh dimaknai sekedar sebagai sebuah perayaan
liturgis atau seremonial yang rutin dan biasa saja,sebab dalam moment seperti ini selalu ada pesan – pesan moral yang mengalir
memberikan kesejukan bagi kehidupan setiap orang,kesejukan yang memberikan penguatan bagi penghayatan
dan pengamalan nilai – nilai ajaran agama,penguatan terhadap rasa kebersamaan, dan penguatan terhadap semangat
dan etos kerja dalam membangun daerah kita ke depan.
Dikatakan,Pemda
Malra tetap memandang pembangunan agama
sebagai aspek integral yang sangat
penting,dari pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas, seiring dengan
pembangunan bidang pendidikan,kesehatan dan lain – lain.Karena itu dalam
rencana pembangunan jangkah menengah Pemda Malra,menetapkan pembangunan
bidang keagamaan diarahkan pada peningkatan kualitas iman dan taqwa
serta kualitas beragama.”ya kita patut
bersyukur dan optimis karena peningkatan
kualitas kehidupan beragama itu memang terjadi setiap
hari,karena kalau kita cermati,terlihat semakin tumbuh suburnya kegiatan keagamaan di tempat – tempat
ibadah,semakin giat dan bergairahnya umat beragama menjalankan dan mengamalkan ajaran agama
masing – masing,serta semakin intensifnya pengkajian dan pendalaman agama untuk meningkatkan keimanan dan
ketakwaan,”tambah Rentanubun.”
Rentanubun
menambahkan pula bahwa,dirinya sangat percaya bahwa gereja Protestan Maluku
didalam menjalankan panggilan pengutusannya di kabupaten Malra,juga memiliki
komitmen dan visi untuk ikut membangun masyarakat,oleh sebab itu Bupati
Rentanubun mengajak seluruh warga gereja
untuk melihat kemiskinan,pendidikan dan kesehatan sebagai masalah
bersama.” Ya kemiskinan merupakan pangkal dari banyak persoalan kemasyrakatan
yang kita hadapi,termasuk rendahnya pemahaman dan pengamalan nilai – nilai
ajaran agama,jadi kemiskinan dan kebodohan juga menjadi pangkal dari
terbatasnya pemahaman dan penghormatan terhadap kebhinekaan atau keragaman
kita.serta juga kemiskinan dan kebodohan menyebabkan masyarakat kita mudah
dieksploitasi untuk kepentingaan sesaat,melemahkan semangat dan etos kerja serta tingkat produktuvitas masyarakat
Malra,tegas Rentanubn.”
Menurut
Bupati Malra,Ir A Rentanubn,bahwa upaya untuk mengatasi persoalan –
persoalan tersebut tidak semata –
mata melalui peningkatan pendapatan,tetapi juga harus melalui upaya untuk memenuhi kebutuhan dasar,termasuk
perluasan akses terhadap layanan pendidikan,kesehatan,dan infrastruktur
dasar,serta kesempatan memperoleh pekerjaan dan berusaha.Upaya – upaya tersebut
perlu lebih di fokuskan pada kegiatan – kegiatan pemberdayaan
masyarakat,pengembangan ekonomi local serta
peningkatan keterlibatan masyarakat dalam proses pembangunan sehingga
diharapkan masyarakat Malra akan segera terbebas dari masalah tersebut.untuk iitu sangat di
perlukan dukungan dan kerja keras dari semua
komponen masyarakat Malra.
Bupati
Malra,Ir A Rentanubun selaku pemerintah
Malra, di akhir sambutanya menyampaikan
apresiasi dan menyambut baik semangat dan kerja sama masyarakat dan jemaat
Ohoira dalam memperingati hari yang
bersejarah ini,dan juga semangat dan kerja keras untuk membangun monument
peringatan 100 tahun Injil masuk ohoira serta gedung serba guna milik jemaat
ohoira. ( oce, Koran Vox Populi Malra )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar