Selasa, 18 Mei 2010

Bupati Malra Resmikan Monumen 100 Tahun Injil Masuk Ohoira


Langgur,VP Bupati kabupaten Maluku Tenggara,Ir Anderias Rentanubun, jumat (14/5)siang, di dampingi Ketua Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM ), Pendeta John Ruhulesin,STh meresmikan tugu 100 tahun injil ( gereja protestan –red)  masuk di Woma Bal Vu Aha Ohoi Ohoira ( 1910 – 2010).Peresemian Tugu 100 tahun ini,ditandai dengan pemukulan Gong oleh Bupati Malra,Ir A Rentanubun sebanyak tiga kali,selanjutnya Bupati Malra Ir A Rentanubun dan ketua sinode GPM P.John Ruhulesin,STh menandatangani prasasti Pada tugu 100 Tahun  yang berlokasi tepatnya di depan Gedung serbaguna Ohoi Ohoira.
Bupati Malra,Ir A.Rentanubun menjelaskan bahwa acara tersebut merupakan sebuah peristiwa sejarah,peristiwa sukacita dan sebuah peristiwa iman yang telah merubah seluruh perjalanan sejarah kehidupan masyarakat Ohoira secara mendasar selama 100 tahun.Perubahan tersebut berlangsung karena yang terjadi adalah peristiwa pemberitaan injil dan damai sejahtera yang berasal dari Tuhan Yang Maha Esa,karena dimana peristiwa masyarakat Ohoira untuk pertamakalinya menerima  sakramen air  baptisan sebagai pengakuan untuk menerima karya penyelamatan Allah ditengah – tengah kehidupan mereka.” Untuk memperingati 100 tahun injil masuk Ohoira,maka pertama – tama  yang harus kita lakukan dengan penuh ketulusan dan kesungguhan hati adalah bersujud dan menyembah sambil menunaikan puji – pujian dan rasa syukur kepada TYME.kita lakukan ini karena selama 100 tahun damai sejahtera Allah itu senantiasa menyertai,memberkati  dan memberikan pertumbuhan serta   perubahan dalam kehidupan jemaat dan masyarakat Ohoira,”ungkap Rentanubun.”
Bupati juga meminta kepada jemaat Ohoira agar  dapat memaknai masuknya pemberitaan injil atau pemberitaan Agama  100 tahun yang lampau,sehingga para jemaat dapat menemukan hakekatnya  yaitu Tuhan dibalik semua peristiwa tersebut,sehingga selesai acara 100 tahun ini,ada sesuatu  yang dapat dipahami oleh para jemaat setempat,hayati dan  amalkan dalam  kehidupan beragama dan bermasyarakat.” Jadi peringatan 100 tahun ini juga tidak hanya sekedar membawa kita  pada sebuah perenungan  sejarah masa lalu,tetapi seharusnya kebih kepada moment untuk menggali dan mengambil nilai – nilai moral dan spiritual dari dalamnya  untuk mengisi kehidupan saat ini dan menatap masa depan dengan segala tantangnnya “ ujarnya.
Kata Bupati, peristiwa ini tidak boleh dimaknai sekedar sebagai sebuah perayaan liturgis atau seremonial yang rutin dan biasa saja,sebab dalam  moment seperti ini  selalu ada pesan – pesan moral yang mengalir memberikan kesejukan bagi kehidupan setiap orang,kesejukan  yang memberikan penguatan bagi penghayatan dan pengamalan nilai – nilai ajaran agama,penguatan terhadap rasa  kebersamaan, dan penguatan terhadap semangat dan etos kerja dalam membangun daerah kita ke depan.
Dikatakan,Pemda Malra tetap memandang pembangunan  agama sebagai aspek  integral yang sangat penting,dari pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas, seiring dengan pembangunan bidang pendidikan,kesehatan dan lain – lain.Karena itu dalam rencana pembangunan jangkah menengah Pemda Malra,menetapkan pembangunan bidang  keagamaan diarahkan  pada peningkatan kualitas iman dan taqwa serta kualitas  beragama.”ya kita patut bersyukur dan optimis karena peningkatan  kualitas  kehidupan  beragama itu memang terjadi setiap hari,karena kalau kita cermati,terlihat semakin tumbuh suburnya  kegiatan keagamaan di tempat – tempat ibadah,semakin giat dan bergairahnya umat beragama  menjalankan dan mengamalkan ajaran agama masing – masing,serta semakin intensifnya pengkajian dan pendalaman  agama untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan,”tambah Rentanubun.”
Rentanubun menambahkan pula bahwa,dirinya sangat percaya bahwa gereja Protestan Maluku didalam menjalankan panggilan pengutusannya di kabupaten Malra,juga memiliki komitmen dan visi untuk ikut membangun masyarakat,oleh sebab itu Bupati Rentanubun mengajak seluruh warga gereja  untuk melihat kemiskinan,pendidikan dan kesehatan sebagai masalah bersama.” Ya kemiskinan merupakan pangkal dari banyak persoalan kemasyrakatan yang kita hadapi,termasuk rendahnya pemahaman dan pengamalan nilai – nilai ajaran agama,jadi kemiskinan dan kebodohan juga menjadi pangkal dari terbatasnya pemahaman dan penghormatan terhadap kebhinekaan atau keragaman kita.serta juga kemiskinan dan kebodohan menyebabkan masyarakat kita mudah dieksploitasi untuk kepentingaan sesaat,melemahkan semangat dan etos kerja  serta tingkat produktuvitas masyarakat Malra,tegas Rentanubn.”
Menurut Bupati Malra,Ir A Rentanubn,bahwa upaya untuk mengatasi persoalan – persoalan  tersebut tidak semata – mata  melalui peningkatan  pendapatan,tetapi juga harus melalui  upaya untuk memenuhi kebutuhan dasar,termasuk perluasan akses terhadap layanan pendidikan,kesehatan,dan infrastruktur dasar,serta kesempatan memperoleh pekerjaan dan berusaha.Upaya – upaya tersebut perlu lebih di fokuskan pada kegiatan – kegiatan pemberdayaan masyarakat,pengembangan ekonomi local serta  peningkatan keterlibatan masyarakat dalam proses pembangunan sehingga diharapkan masyarakat Malra akan segera terbebas dari  masalah tersebut.untuk iitu sangat di perlukan dukungan  dan kerja keras  dari semua  komponen masyarakat Malra.
Bupati Malra,Ir A Rentanubun  selaku pemerintah Malra, di akhir sambutanya  menyampaikan apresiasi dan menyambut baik semangat dan kerja sama masyarakat dan jemaat Ohoira dalam memperingati  hari yang bersejarah ini,dan juga semangat dan kerja keras untuk membangun monument peringatan 100 tahun Injil masuk ohoira serta gedung serba guna milik jemaat ohoira. ( oce, Koran Vox Populi Malra )



Tidak ada komentar:

Posting Komentar