Senin, 01 Februari 2010

Laut Aru Makan Korban, 34 Penumpang Speed Boat Dolpin Hilang dan 10 ABK KM Binama Belum Ditemukan

Langgur,VP-Speed Boat Dolpin milik salah seorang Pengusaha Keturunan di Kota Tual hilang ditelan ganasnya gelombang Laut Aru,speed boat yang ditumpangi Tiga Puluh (30) orang Penumpang termasuk Motoris dan Anak Buanya, dilaporkan hilang kontak sejak Rabu tanggal 27 Januari 2010,pukul 14.00 Wit. Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun VP,speed boat Dolpin ditumpangi 30 orang dengan rincian enam orang (6) Warga Negara Indonesia sedangkan dua puluh empat (24)penumpang yang lainnya merupakan Warga Negara Asing (WNA) dari China,yang berprofesi sebagai Tenaga Kerja Asing (TKA). Untuk diketahui 30 orang penumpang yang jadi korban speed boat naas tersebut yakni,Johanis Mairuhu - Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Dinas Kelautan Dan Perikanan Kabupaten Kepulauan Aru,Sadam - Tenaga Kerja Indonesia (TKI),Rudi - TKI,Chen Qiushui TKA - China,Lin Yang Chun -TKA China,Chen Dejin - TKA China,Feng Lu - TKA China,Hu Huayi - TKA China,Yang Zelun - TKA China,Liu Zai Rong - TKA China,Chen Liang Wei - TKA China,Zhaojia Hiu - TKA China,Liu Zai Chun - TKA China,Luo Deyun - TKA China,Yan Chong - TKA China,Luo Renzhong - TKA China,Zhao Pengfei - TKI China,Liu Zhong You - TKA China,Lu Chang Gui - TKA China,Wu Yusein - TKA China,Yang Chang Hua - TKA China,Zhaojia Jun - TKA China,Wu Jian Wang - TKA China,Wu Xao Dong - TKA China,Shi Liangye - TKA China,Ke Kaishen - TKA China,Wu Ting Yao- TKA China,Iptu Situmorang - Anggota Polres Aru,Bribda Fadil Badarudin – Anggota Polisi KPPP Tual,Ical - Motoris Speed Boat Dolpin. Sejak Speed Boat naas ini hilang kontak Rabu tanggal 27 Januari 2010,pukul 14.00 Wit sampai dan dengan Minggu (31/1) belum ada kahbar tentang keberadaan Speed Dolpin beserta penumpangnya,seuai informasi speed naas tersebut waktu melakukan pelayaran dari Tual - Dobo kacah depannya sudah pecah akibat hantaman gelombang dan angin yang sangat kencang,dan waktu di Kota Dobo salah seorang Pengusaha yang biasa mengerjakan speed boat sudah menawarkan jasa untuk memperbaiki kerusakan yang ada,tetapi pemilik speed Dolpin menolak karena harga yang diminta untuk biayah perbaikan sebesar Rp.1.500.000 dianggap terlalu mahal,sehingga sang Motoris menggantikan kacah depan yang pecah dengan lembaran tripleks . Terkait dengan hilangnya spead boad naas itu, kepala Dinas Perhubungan kabupaten Kepulauan Aru, Ir Angkasa yang dihubungi koran ini membenarkan kejadian tersebut.‘’Memang ada speed boad dari Dobo dengan tujuan Tual hilang sejak (27/1),”akuinya. Berdasarkan informasi yang peroleh dari Syahbandar Dobo kata Angkasa, SpeedBoat tersebut bertolak tanpa mengantongi ijin dari Syhabandar setempat. ‘’Artinya pemilik Speedboat berlayar (lari-red) tanpa mengatongi surat ijin berlayar (SIB), mengingat kondisi cuaca saat itu tidak bersahabat. Hingga kini speed boat tersebut belum ditemukan,”ujarnya saat dihubungi koran ini via telpon selulernya Jumat (29/1). Angkasa yang ketika dihubungi sementara melakukan pencarian terhadap speedboat naas itu mengatakan, pihaknya sudah membentuk posko untuk mengumpulkan data dan informasi terkait proses pencarian. ‘’Saya sementara melakukan pencarian di laut, tolong Anda hubungi Kapolres Aru untuk mendapatkan informasi selanjutnya ,”katanya menyarankan. Kapolres Aru AKBP Solihin yang dikonfirmasi koran ini juga membenarkan hilangnya spead boad tersebut. ‘’Jadi speedboat dengan nama Dolpin itu dicarter oleh PT Arabika. Mereka berangkat dari lokasi perbaikan kapal dipantai, dan tidak melalui pelabuhan Dobo. Diperkirakan, speedboat, tiba pukul 19.00 di Kota Tual, karena harus menempuh perjalan kurang lebih 6 jam. Hanya, saja sampai saat ini, belum tiba di pelabuhan Kota Tual,” ujarnya kepada koran ini. Perwira dengan dua melati dipundak ini mengaku, telah berkoordinasi dengan instansi teknis terkait untuk melakukan pencarian. ‘’Sejak Kamis (28/1), kita sudah melakukan pencarian. Bahkan Tim SAR yang dibantu Pesawat Kaca milik TNI Angkatan Laut dikerahkan untuk melakukan pencarian sepanjang peraian kepulauan Aru. Namun, usaha pencarian belum menunjukan tanda-tanda ditemukannya spead bood tersebut,”terangnya. Pihaknya lanjut dia, akan terus melakukan pencarian untuk menemukan speed boad tersebut. “Esok (Sabtu 30/1) hari ini pencarian akan terus dilakukan, dengan menyusuri laut Arafura, hingga ke perairan laut Kota Tual untuk mencari speed boad tersebut,”pungkasnya. Informasi yang berhasil dihimpun di posko SAR di Pelabuhan Yos Sudarso Aru, Minggu (31/1) kedelapan ABK yang sudah ditemukan dalam keadaan selamat yaitu, Mourits U, Abdul Haris, Yoseph O, Reinhard L, Asan B, Irwan A, Adong N dan Irwan. Mereka diselamatkan oleh nelayan disekitar lokasi tenggelamnya kapal tersebut. Menurut Ketua Tim SAR, Letkol (P) Endro Saryono kepada wartawan menjelaskan, saat ini sudah ada bantuan personil dari Basarnas, Kantor SAR Ambon dan Kantor SAR Jayapura, serta didukung oleh Pemerintah Kabupaten Kepulauan Aru, Polres Aru dan Koramil Aru. "Pencarian akan dilakukan selama tujuh hari terhitung dari tanggal 29 Januari 2010 dengan menggunakan dua buah kapal yaitu, KM Bonecam XXI dan KM Binama 10," ungkapnya. Dikatakan, dalam melakukan pencarian, kedua kapal ini dibagi menjadi dua tim guna mencari korban speedboat Dolphin Pencarian Korban Dolphin Saryono juga mengatakan, selama tujuh hari kedepan Tim SAR akan terus melakukan pencarian para penumpang speedboat Dolphin yang tengelam di Laut Aru, Rabu (27/1). Dijelaskan, dalam upaya pencarian tersebut, tim SAR baru menemukan lima orang dari 34 orang penumpang speedboat Dolphin. Empat penumpang diantaranya ditemukan dalam keadaan tewas yaitu Sergius Fernayanan (27) dan tiga Warga Negara Asing (WNA) asal Cina tanpa identitas, sedangkan satu warga yang selamat yaitu Ka Kaishsen (38) WNA asal Cina. Sementara itu, Kapolres Pulau Aru, AKBP Solihin mengatakan, Polres Aru terus membangun koordinasi dengan intansi terkait, untuk melakukan pencarian, terhadap 34 orang penumpang speedboat Dolphin dengan tujuan Dobo-Tual, yang hilang di Laut Aru, akibat dihantam gelombang dan angin kencang Kapolres menjelaskan, pihaknya mendapatkan informasi hilangnya speedboat tersebut dari Tual, karena sesuai jadwal speedboat tersebut harus tiba di Tual paling lambat sekitar pukul 19.00 Wit, namun hingga tengah malam tersebut tidak ada informasi menyangkut speedboat tersebut. "Diantaranya 34 penumpang tersebut terdapat Sekretaris Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Kabupaten Kepulauan Aru Johanis Mairuhu yang merangkap sebagai Pimpinan Perwakilan PT Arabika yang bergerak di bidang perikanan, yang terletak pada Pulau Warabal, Kecamatan Aru Selatan, Kaurbinaops Reskrim Polres Aru Iptu Ronald Situmorang, Bripda Baharudin anggota KP3 Polres Malra, 27 karyawan PT Arabika, diantaranya 23 WNA asal Cina dan empat WNI serta lima crew speedboat," jelasnya. Dikatakan, speedboat Dolpin dengan spesifikasi berukuran 15 X 2,6 meter dengan usia yang sudah tua, sebenarnya tidak layak untuk melakukan pelayaran Dobo-Tual, apalagi dalam kondisi cuaca saat itu dan tanpa sepengetahuan pihak syahbandar setempat. Salah satu penumpang speedboat naas tersebut, Ka Kaishen (WNA asal Cina) ditemukan Jumat (29/1) pukul 20.00 Wit, di pesisir pantai Dusun Waiko oleh sejumlah warga setempat, Yus, salah satu warga Dusun Waiko mengaku, saat itu dirinya bersama beberapa temannya sementara membuang jaring untuk tangkap ikan dan mendengar teriakan dalam bahasa Cina. Mereka kemudian mendekat dan membawanya ke tepi pantai. "Setelah ditemukan kami langsung melapor ke perusahaan mutiara Maral yang berjarak kurang lebih dua kilometer. Laporan tersebut kemudian dilanjutkan oleh perusahaan Maral ke Tim SAR di KM Bonecom XXI," ungkapnya. Selang 12 jam kemudian, dilakukan penyisiran sepanjang pantai Pulau Maral, dan tepatnya pukul 08.25 Wit, ditemukan Sergius Fernayanan dalam kondisi tak bernyawa yang berjarak kurang lebih 200 meter dari korban pertama. Pukul 09.00 Wit kembali ditemukan satu buah laptop dan sejumlah dokumen kepolisian milik Iptu Ronal Situmorang (Kaurbinops Reskrim Polres Aru) dan satu buah handphone merk Nokia milik Johanis Mairuhu (Sekretaris BPLH Kabupaten Kepulauan Aru) di sekitar lokasi penemuan mayat Fernayanan. Pukul 17.30 Wit ditemukan dua flat jaket (jaket pelampung) dan satu buah jaket berwarna hitam yang diduga milik Bripda Baharudin anggota KP3 Polres Maluku Tenggara, di perairan Dusun Londe, Desa Gogaa-Goda Kecamatan Aru Utara. Pencarian kemudian dihentikan tim SAR karena cuaca tidak memungkinkan dan dilanjutkan kembali Minggu (31/1) namun menemukan korban maupun barang-barang lain milik korban. 10 ABK KM Binama Juga Belum Ditemukan Sementara itu, 10 ABK KM Binama dilaporkan tenggelam di sekitar Pulau Jedan, Kecamatan Aru Utara, Jumat (29/1). Tenggelamnya KM Binama berarti menambah jumlah korban tenggelam akibat keganasan Laut Aru, setelah sebelumnya Rabu (27/1) lalu sebanyak 34 orang hilang akibat tenggelamnya speedboat Dolphin. Hingga kini sebanyak delapan Anak Buah Kapal (ABK) KM Binama sudah ditemukan sedangkan 10 ABK lainnya belum ditemukan. (jr - S-25)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar