Jumat, 12 Februari 2010

Buntut Salah Satu Warga Diparangi, Ohoitel – Watraan Kembali तेगंग, Tak Benar Warga Kena Tembakan Polisi

Tual, VP – Ketegangan antara Warga Desa Ohoitel – Watraan, Kota Tual, kembali terjadi pada senin malam, ketegangan itu hanya dipicu lantaran salah satu warga Ohoitel, Tarjo Renwarin, diparangi oleh orang yang tak dikenal di depan SMPN 1 Tual, senin malam ( 8/2 ) jam 08.30 wit. Kapolres Malra, AKBP Saiful Rahman, S.ik kepada Vox Populi mengungkapkan, sesuai kronologis kejadian, pada senin malam, tepatnya di depan SMP N 1 Tual, salah satu korban adalah warga Ohoitel, yang tidak diketahui siapa pelaku penganiyaan tersebut. “ korban saat itu disabet parang, pada bagian punggung dan kepala, lalu berteriak minta pertolongan dan dibawah ke Mapolres, selanjutnya ke poliklinik Polres untuk mendapat perawatan intensif. Korban ketika di poliklinik, kita tidak tau siapa yang menyiarkan kabar dan membuat issu kalau korban dipotong orang watraan, padahal kita belum ketahui siapa pelakunya ? nah dari situ, kemudian orang yang lagi berkumpul di poliklinik tersulut emosi, bahwa yang melakukan orang watraan, sehingga mereka pulang bawah kabar ke kampung Ohoitel “ ungkapnya. Kata Kapolres, melihat gelagat tersebut, pihaknya menurunkan anggota polisi untuk menjaga keamanan di desa tersebut, bertujuan, menghalangi atau menghambat warga yang tidak tau apa – apa, soal issu yang disebarkan kalau warga Ohoitel diparangi orang watraan tidak benar, namun kata Kapolres, karena warga Ohoitel sudah terprovokasi dan tersulut emosi, akhirnya warga memaksa polisi sampai ke perbatasan kedua kampung lalu dihalau polisi. “ waktu kita halau dan hadang warga Ohoitel, mereka terus paksa masuk lalu serang anggota polisi, makanya saya pegang dada sama kepala, apa salah saya kepada warga Ohoitel, sehingga mobil dan motor kita dirusakan “ sesal Kapolres. Tak Benar Warga Kena Tembakan Polisi Kapolres Malra, AKBP Saifulm Rahman, S.ik, juga menepis issu yang berkembang dimasyarakat, kalau pada kejadian malam itu, ada warga yang terkena tembakan polisi. “ tak benar issu ada warga kena tembakan, saat itu polisi hadang warga untuk jangan lakukan penyerangan, sesuai protap Polri, polisi keluarkan tembakan peringatan dua kali keatas, lalu warga berlarian lalu ada jatuh, itupun diisukan ditembak polisi “ tepisnya. Kata Kapolres, kalau polisi menembaki warga, pasti korban berjatuhan, kita lihat dari korbanya, kalau ditembaki polisi pasti hancur mukanya, tidak bisa melihat sekarang, kemudian dilihat dari lukanya, pasti ada bekas atau hancur, selanjutnya kalau terkena serempet, bukan hanya satu korban, pasti dua atau tiga orang. ( nery rahabav. koran vox populi )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar