Minggu, 21 Februari 2010

Warga Taar – UN Kembali Tegang

Tarian cakalele, salah satu tradisi budaya masyarakat adat di kepulauan Kei, maluku tenggara dalam menyambut setiap tamu yang datang mengunjungi daerahnya. ( dok. Koran Vox Populi ) Tual, VP – Warga Desa Taar dan UN, Kecamatan Dullah Selatan, Kota Tual, minggu ( 21/ 2 ), jam 16.30 wit terlibat ketegangan. Kedua kelompok masyarakat itu saling tegang dengan membawah alat tajam seperti tombak, parang dll. Diduga ketegangan itu terjadi berbuntut dari tawuran antar pelajar yang terjadi sabtu kemarin. Sedikitnya tiga pelajar asal Taar dipukul oleh oknum pemuda di UN. Dari kasus itu, dua oknum pemuda diamankan polisi masing – masing JL dan HL. Berdasarkan informasi yang dihimpun, Warga Taar tersulut emosi, ketika salah satu tersangka dalam kasus itu, berinsial JL setelah keluar dari sel tahanan polisi, diduga kembali memimpin sekelompok pemuda untuk menggangu warga Taar yang berada di Persimpangan Wartel UN. Mendengar kabar itu, warga Taar seluruhnya turun ke jalan. Warga secara berbondong – bondong datang ke UN untuk meminta pertanggunjawaban JL atas ancamanya itu, namun berkat kesigapan aparat polisi dan pasukan Brimob, ketegangan antar dua kelompok masyarakat itu dapat diatasi. Kapolres Malra, AKBP Saiful Rahman, S.ik yang saat itu turun langsung ke TKP mengamankan situasi kepada pers mengaku sampai saat ini belum diketahui apa penyebab kedua kelompok masyarakat saling terlibat ketegangan. “ saat ini kita masih croschek, kalau kasus tawuran kemarin dua tersangka sudah kami tahan, namun atas keterangan warga tadi kalau satu tersangka itu sebagai provokator atau penggerak aksi, maka kita minta keterangan dari yang bersangkutan apa benar, kalau terbukti ya kita tahan yang tersangka “ ungkapnya. Kapolres mengaku, kasus yang melibatkan kedua kelompok masyarakat itu pada sabtu kemarin sudah diselesaikan secara adat dan kedinasan. “ kalau inti masalah hari ini kita belum ketahui, namun kemarin sudah diselesaikan secara adat dan kedinasan, bahkan ada perjanjian antar kedua tokoh masyarakat untuk mengakhiri semua yang terjadi “ tandas Kapolres Saiful Rahman. Sementara itu secara terpisah, Kepala Desa Taar, Herman Tarantein ketika dikonfirmasi dikediamanya minggu sore, menjelaskan kalau ketegangan yang terjadi berbuntut dari persoalan pemukulan para siswa Taar sabtu kemarin. “ buntut dari anak – anak kami dipukul sampai berdarah, motor dirusakan, dua pelaku masing – masing HL dan JL, namun saat pemeriksaan polisi, tidak cukup bukti keterlibatan JL, sehingga yang bersangkutan dikeluarkan, tapi sangat disayangkan ketika keluar, JL membuat hal – hal yang tidak diinginkan yakni membawah sekelompok pemuda kemudian ancam salah satu guru asal Taar, Uri Tallaut, di persimpangan Wartel UN dengan berkata “ mana itu anak – anak Taar pu jago “ ungkapnya. Kata Tarantein, atas ancaman JL, warga Taar yang sejak sabtu kemarin terus Manahan diri dan sakit hati, tidak sabar menunggu lama, sehingga secara spontan semua warga masyarakat turun ke jalan. “ kami salut dengan Kapolres Malra, sebab sudah berjanji akan segera menahan kembali JL, karena dia biang kerok ketegangan antar warga “ ujar Kades Taar. Menyoal tentang solusi perdamaian antar kedua pihak, Kades Taar, Herman Tarantein meminta kearifan para tokoh – tokoh masyarakat dan adat yang ada untuk duduk bersama menyelesaikan persoalan tersebut. “kalau saya mau bilang ada titik akhirnya, para tokoh adat di UN datang lalu bertemu kita dan diselesaikan secara adat, mana titik yang salah, kalau yang salah secara adat dia bayar denda adat, kenapa harus takut, kemarin kita baru bertemu basudara pela dari Wab, kami katakana jangan pihak ketiga masuk merasuki kalau masalah ini antara Wab dan Taar. “ untuk urusan lain tidak ada, kami hanya cari dalang konflik itu terjadi yakni HL dan JL “ katanya. Tentang penyelesaian adat yang sudah dilaksanakan kedua kelompok masyarakat, Kades Tarantein membantah hal itu. “ kita belum selesaikan masalah ini secara adat, kemarin kita tanam sasi di rumah JL, bukan dirumah lainya “ ungkapnya. Tarantein menegaskan dirinya bersama masyarakat sangat menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, olehnya itu dia berharap agar para tojoh masyarakat dan adat kedua kelompok masyarakat itu bisa duduk bersama menyelesaikan persoalan ini secara adat. Toko Pemuda Taar, Wan Tarantein menegaskan pihaknya melihat persoalan yang terjadi hanya sepele, kalau aparat penegak hukum menyelesaikan masalah yang terjadi sesuai prosodur hukum yang berlaku. Namun kata Tarantein, karena penegakan hukum dinilai lamban, sehingga terjadi ketegangan tersebut. “ sudah pukul siswa, tukang ojek, kembali ancam dan undang kami, sehingga sebagai pemuda Taar datang untuk tujuhkan jati diri, bahwa kami tidak bisa dilecehkan, dan dipermalukan “ tegasnya. Untuk itu dia berharap, agar pelaku JL diproses secara hukum sesuai aturan yang berlaku, disamping itu juga dilaksanakan penyelesaian adat secara kekeluargaan sehingga tidak ada dendam antar kedua pihak. Sementara itu terkait insiden itu, beberapah rumah sempat dirusak massa Sementara itu terkait dengan intensitas konflik antar masyarakat yang terjadi belakagan ini semakin meningkat, seperti konflik antar warga yang terjadi di kabupaten Malra dan Kota Tual belakangan ini, Kapolres Malra, AKBP Saiful Rahman, S.Ik terus menghimbau warga masyarakat untuk tetap tenang jangan terpancing issu – issu provokatif yang dihembuskan orang – orang yang tidak kedua daerah itu aman dan damai. Kepada Vox Populi, Kapolres Malra menghimbau warga masyarakat di kabupaten malra dan kota Tual, untuk mengedepankan semangat kekeluargaan dan persaudaraan serta kebersamaan, sesuai adat dan budaya daerah ini dalam menyelesaikan segalah persoalan masyarakat. “ saya himbau masyarakat, jangan sekali gampang terpancing dengan issu – issu menyesatkan, yang merusak tatanan hidup kebersamaan, keamanan dan ketertiban masyarakat yang selama ini terbina dan terpelihara secara baik “ himbau Kapolres. Kapolres mengaku, saat ini banyak orang yang tidak menginginkan suasana kerukunan hidup masyarakat di kedua daerah ini kondusif, untuk itu kepada warga yang saat ini lagi berkonflik, untuk segera menghentikan pertikaian dan permusuhan yang terjadi, sebab hal itu tidak membawah keuntungan, melainkan sangat merugikan tatanan adat istidat dan budaya masyarakat kei yang dikenal dengan falsafa adat ain ni ain ( kita semua orang saudara – red ). “ kalau belum ketahui satu masalah, sesuai fakta yang terjadi, lalu cepat ambil langkah, membuat kepanikan masyarakat, saya mohon dihentikan, jangan ulangi massa – massa lalu, tolong kalau ada informasi yang diperoleh, harus ditelah dan dicerna secara baik, sumber info tersebut, jangan sampai itu sumber menyesatkan “ pintah Kapolres. Kepada warga masyarakat, apabilah menemukan oknum – oknum yang sengaja menyebar issu provokasi di masyarakat agar segera melaporkan kepada polisi, sehingga secepatnya ditindaklanjuti. ( nery rahabav, Koran Vox Populi )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar