Jumat, 05 Februari 2010

Tenaga Pendidik di Kur dan Tayando Diberi Gelar Guru Ebtanas

Tual, VP –Masyarakat di Kecamatan pulau – pulau Kur dan Tayando Tam patut diacungi jempol, sebab selama ini mereka selalu memberikan gelar kehormatan atau peghargaan kepada para tenaga pendidik yang bertugas dikedua wilayah itu. Maklum, kehadiran para guru yang melaksanakan tugas proses belajar – mengajar di kecamatan itu, dalam setahun hanya sekali muncul di sekolah kemudian menghilang tanpa bekas, sehingga mereka harus mendapat gelar sebagai guru ebtanas dari masyarakat. “ para guru yang bertugas di Kur dan Tayando Tam, ketika masuk ujian Ebtanas baru mereka hadir di sekolah, sehingga kami istilahkan mereka sebagai guru Ebtanas, artinya saat ujian sekolah baru datang ke sekolah, anak – anak diterlantarkan, tidak ada proses belajar – mengajar “ ungkap warga kepada Vox Populi. Warga mengaku heran, kalau setiap tahun hasil ujian nasional ( UAN ) baik tingkat SD, SMP sampai SMU pada dua kecamatan itu selalu mendapat predikat baik dan memuaskan, dengan prosentase kelulusan seratus persen. “ aneh, tidak pernah mengajar dan laksanakan tugas, kok datang UAN anak – anak kami dinyatakan lulus ujian “ sesal warga penuh keheranan. Terkait dengan kondisi pendidikan di kedua kecamatan yang sangat memprihatinkan itu, Koordinator team reses DPRD Kota Tual di Kecamatan Tayando, Lukman Matutu, SH membenarkan hal itu. Kepada Vox Populi, Matutu mengungkapkan kalau permasalahan utama yang harus segera disikapi Pemkot Tual di dua kecamatan tersebut adalah masalah pendidikan. “ benar, yang kita temuai disana seperti itu, masyarakat melaporkan kalau para guru yang bertugas pada kedua wilayah itu, saat pelaksanaan ujian sekolah baru mereka hadir di kelas, sehingga istilah guru ebtanas sudah jadi hal lumrah “ ungkapnya. Sesuai fakta yang ditemukan, kata Wakil Ketua Sementara DPRD Kota Tual, para tenaga pendidik yang bertugas di Kur dan Tayando, karena mengejar target kelulusan seratus persen, sehingga saat pelaksanaan UAN, soal ujian bukan dikerjakan para siswa – siswi, tapi diisi sendiri oleh guru. “ kenyataan lapangan seperti itu, setiap tahun laporan hasil UAN di kecamatan Kur dan Tayando, para siswa siswi dinyatakan lulus seratus persen, padahal karena kejar target kelulusan, sehingga guru yang bersangkutan sendiri mengisi lembar jawaban siswa “ sesalnya. ( nery rahabav, vox populi )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar