Raja Dullah, Gasim Renuat, dengan pakaian kebesaran adat menancap benda adat ( lela ) pada acara perdamaian secara adat kei antara warga Fiditan kampung bawah dan Fiditan Kampung atas. ( dok. Koran Vox Populi )
Vox Populi, Tual – Perjuangan partai Golongan Karya sejak orde lama sampai di era reformasi, tetap bersandar dan konsiten pada platform pancasila, UUD 1945 dan Bhineka Tunggal Ika. Untuk itu Golkar tetap berjuang dan menempatkan diri sebagai parpol yang memiliki program yang bekeseimbangan antara pembangunan fisik material dan pembangunan mental spiritual demi mencapai kesejatraan rakyat indonesia yang seutuhnya.
Demikian penegasan Ketua dewanpertimbangan Partai Golkar, Ir. Akbar Tanjung pada acara temu kader partai Golkar Kota Tual dan Maluku Tenggara, berlangsung di gedung LPTQ, Mangon Tual minggu 10 april 2011. “ golkar mampu menghadapi tekanan politik, yang dibangun untuk hancurkan partai tersebut di pemilu 2004 lalu, karena partai golkar konsisten dengan perjuangan untuk rakyat “ tegas Akbar Tanjung.
Mantan Ketua DPR RI itu, mengaku kalau di pemilu 2014, Golkar sebagai pemenang pemilu, maka itu bukan hal yang luar biasa, sebab pada pemilu 2004, ditengah – tengah intimidasi dan teror politik, partai berlambang pohon beringin tetap berjaya. “ olehnya itu pada pemilu 2014, partai Golkar harus mengulang sukses sebagai pemenang pemilu dengan perolehan suara 70 % seperti yang terjadi pada pemilu 1977 “ pintah Akbar Tanjung.
Dirinya menyatakan partai politik sangat dibutuhkan, sebab semua masyarakat mengharapkan sistem politik yang mampu membebaskan rakyat dalam proses pengambilan keputusan politik, yang dikenal dengan sistem demokrasi. “ sistem demokrasi menempatkan rakyat sebagai pemegang kedaulatan “ ujarnya.
Dikatakan, parpol adalah pilar dari satu sistem demokrasi, tidak ada sistem demokrasi di dunia ini tanpa partai politik. “ partai partai politik pada jaman yunani, aristoteles, sokrates, disitu dibangun satu sistem yang melibatkan rakyat secara langsung, itu yang kita kenal dengan sistem demokrasi “ kata Akbar Tanjung.
Akbar minta para kader partai Golkar supaya harus memahami hakekat perjuangan dan sejarah partai tersebut, sehingga tidak tergoda dengan iklim demokrasi politik indonesia yang amat cair saat ini. “ iklim politik kita saat ini amat cair, karena orang bisa saja pindah dari satu partai ke partai lain, dan dipandang itu sebagai pemandangan yang biasa, bukan hal luar biasa, partai golkar sendiri mengalami hal itu, awal reformasi ketika golkar jadi partai politik, ada beberapa tokoh – tokoh golkar yang dikenal di Golkar buat partai baru, pindah partai lain, seperti misalnya ke PDI – Perjuangan “ ungkapnya.
Selain iklim politik yang saat ini amat cair, Akbar Tanjung juga menyoroti budaya politik transaksional, yang mengakibatkan orang – orang pindah partai, ini harus diantisipasi oleh partai gokar dalam menghadapi iklim politik seperti itu.
Kata Akbar Tanjung, alasan berdirinnya partai golkar yang namanya sekber golkar, untuk menghimpun kekuatan – kekuatan masyarakat yang dari berbagai latar belakang dan profesi dalam rangka membela dan mempertahankan tegaknya pancasila, sebagai dasar ideologi negara, terutama rongrongan dari kekuatan politik yang ingin merubah dasar negara menjadi lain, tidak lain komunisme. “ yang menjadi cikal bakal berdirinya golkar karena adanya tekad kekuatan masyarakat, yang berhimpun dari organisasi masyarakat, termasuk organisasi keagamaan, profesi, fungsional untuk melawan kekuatan yang ingin merubah dasar negara kita yaitu pancasila. Inilah awal dari berdirinya golkar “ tandasnya.
Dia mengungkapkan sejarah berdirinya partai golkar pada tanggal 20 oktober 1964, seiring dengan pemberontakan PKI yang ingin merubah dasar negara pancasila menjadi komunis, yang dikenal dengan peralihan masa orde lama ke orde baru, yang dipimpin Presiden Soeharto. “ dalam orde baru, dilakukan penataan terhadap kekuatan partai politik, dimana dengan dibubarkan PKI, maka berkurangnya parpol di Indonesia saat itu menjadi sembilan parpol yang menjelma sebagai kekuatan partai politik, yang sampai hari ini masih dirasakan kehadiranya “ ungkap tokoh partai Golkar itu.
Dengan demikan, golkar pertama ikut pemilu pada tahun 1971 dan sampai saat ini tetap menjalankan fungsi politiknya. “ pemilu pada waktu itu, hadir sembilan parpol, dengan tiga kekuatan politik yaitu Golkar, PDI dan PPP, yang memiliki kesamaan pandangan untuk mewujudkan cita – cita nasional bangsa kita yang termaktub dalam pembukaan UUD 1945. Program partai golkar saat itu adalah program yang bekeseimbangan antara pembangunan fisik material dan mental spiritual, dimana yang menjadi fokus golkar adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dalam rangka untuk mencapai kesejatraan, tidak saja kesejatraan di dunia, tetapi yang lebih penting kebahagian di akhirat “ seru Akbar Tanjung.
Oleh karena itu, kata Akbar golkar diposisikan sebagai partai tengah sampai saat ini, karena platformnya dalam memperjuangakan keseimbangan pembangunan. “ hal ini kemudian ditindaklanjuti dengan penguatan basis – basis masyarakat, untuk tetap berkonsolidasi yang awalnya ada tiga organisasi secara historis bisa dikatakan sebagai pendiri golkar yaitu SOKSI, MKGR dan KOSGORO, kemudian berkembang biak menjadi organisasi yang didirikan Golkar seperti HWK, AMPI, MDI, Al- Hidaya, lalu ditambah lagi dua organisasi di era reformasi yakni AMPG dan KTPG “ papar Mantan Mensesneg RI tersebut.
Untuk itu Akbar berharap, semua kader golkar dari pusat sampai ke daerah harus mendekatkan diri kepada masyarakat. ( Nery Rahabav, Koran Vox Populi malra dan Tual ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar