Ketua Klasis Gereja Protestan Maluku ( GPM ) Klasis Kei Kecil, Pendeta J.Noya, Sth
Vox Populi, Langgur - Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku (AMGPM) merupakan organisasi yang selalu di perhadapkan dengan tantangan, hal itu yang membuat Dia tumbuh sebagai organisasi, dengan demkkian AMGPM juga merupakan organisasi kader yang di percayakan Gereja untuk menangani pelayanan dan pengkaderan bagi kaum Muda Gereja Protestan Maluku (GPM).
Ungkapan itu disampaikan ketua Klasis Pulau-pulau Kei Kecil, Pdt J Noya Sth, pada acara pembukaan Komperda AMGPM Daerah Kei Kecil ke VII di Jemaat Ur Pulau pekan kemarin.
Noya menyatakan, Pengurus AMGPM dalam melaksanakan tugas tidak selalu sempurna, karena itu pelaksanaan Komperda VII Daerah Kei kecil dalam evaluasi atas perjalanan lima tahun kepemimpinan kemarin, harus dievaluasi. “ kita patut bertanya, sejauh mana AMGPM mengamalkan visi Central sepanjang tahun 2005-2010, yaitu ”Berubalah oleh Pembaruan Budimu,” atau sudah ada indikator-indikator yang menunjukan bahwah proses itu telah kita upayakan dengan sungguh-sungguh “ tanya Pendeta Noya.
Dia mengaku, sebagai manusia biasa, tentu tidak bisa menjadi penilai yang akurat karena penilaian yang paling akurat hanya dilakukan oleh Dia yang punya pekerjaan, yaitu Yesus Kristus. “ Lalu setidaknya kita sudah harus bertanya dan berupaya sedapat mungkin untuk mengadakan instruksitasi dalam evaluasi, apakah berubahlah oleh pembaharuan budimu itu telah Nampak dalam berbagai bentuk pelayanan kita “ paparnya.
Dikatakan, sub tema yang lain sepanjang tahun 2005 – 2010 juga secara umum berbicara tentang kemajemukan, penanggulangan kemiskinan, masalah lingkungan, penegakan hukum dan HAM. “ apakah itu juga telah kita upayakan sebagai bagian atau breakdown daripada isu sentral yaitu,” berubahlah oleh pembaharuan budimu ? “ tanya lagi pendeta Noya untuk kedua kalinya.
Dalam pesan itu, kata dia, hal yang harus dilakukan adalah bersyukur, sebab dengan jujur kita semua harus berkata kepada diri kita, tentang apa belum digapai dalam hidup sehari – hari, sebab ketidaksempurnaan juga merupakan bagian dari hidup ini.
Dirinya berpesan agar tema yang baru tidak mengisyaratkan bahwa sebagai manusia sudah berhenti dalam upaya pembaruan, namun pembaruan ini justru harus terjadi karena merupakan hakekat Gereja termasuk Angkatan Muda. “ kalau Dia tidak berubah, maka Dia bukan Gereja, juga kalau tidak dibaharui maka Dia bukan Gereja, sebab Gereja adalah Eklesia Reformata (Gereja yang selalu berubah, Gereja yang terus menerus dibaharui - red ).”ungkap Noya.
Ditegaskan pembaharuan harus terus berjalan, dan tidak boleh berhenti, sebab Gereja yang diperbaharui harus terus bergerak, dan dalam pembaruan itu maka misi pelayanan tahun tercapai dengan menghadirkan kesejahteraan. “ Keadilan dan perdamaian itu berarti kita harus menampakan sikap yang menghargai ciptaan lain yang tidak diekspolitasi sesuka hati kita “ tegas Pendeta Noya.
Dia berharap agar Pimpinan AMGPM yang baru bisa melanjutkan perjalanan organisasi Angkatan Muda GPM Daerah Kei Kecil kedepan. “ ada tiga kekuatan atau tiga Power, yang dijastifikasikan seorang fisiolog organisasi Yahudi, yakni kekuatan menekan, dan mengupah, artinya orang mempengaruhi orang lain dengan upah, dan kekuatan untuk mempengaruhi orang lain dengan sikap keteladanan “ ujarnya.
Diakui, Tokoh Yahudi itu tidak mengatakan bahwa diantara tiga power kepemimpinan itu yang terbaik adalah normatif, tetapi ketiganya digunakan pada masing-masing organisasi karena ada jenis organisasi Normatif, ada jenis oraganisasi yang mengupah dan jenis organisasi menekan. “ saya berharap AMGPM sebagai organisasi normatif, Dia harus memilih sikap normatif Pawor, dalam melaksanakan tanggung jawab Angkatan Muda GPM ke depan “ harap Ketua Klasis Kei Kecil.( team vp ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar